Tiongkok Tingkatkan Target Energi Terbarukan

BEIJING - Tiongkok kembali meningkatkan target energi terbarukan dengan menambah target konsumsi energi ramah lingkungan dan akan memberi penalti bagi siapapun yang menggagalkan target energi terbarukan. Pernyataan ini tercantum dalam rancangan kebijakan dari Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi Tiongkok (NDRC) yang telah direvisi.

"Target bagi energi terbarukan dinaikkan sekitar 35 persen bagi konsumsi listrik pada 2030," demikian pernyataan NDRC pada Rabu (26/9).

Sebelumnya Tiongkok memasang target bahan bakar nonfosil sebanyak 20 persen konsumsi energi pada 2030.

Rancangan kebijakan target energi terbarukan yang telah direvisi itu memasang tingkat konsumsi listrik minimum dari sumber-sumber terbarukan untuk mengurangi ketergantungan energi yang bersumber dari batu bara, serta untuk melawan polusi.

Selain itu, kebijakan ini juga ditujukan untuk meringankan beban subsidi yang dikeluarkan pemerintah dengan meningkatkan pendapatan bagi alokasi proyek pembangunan energi terbarukan lewat pemberian penalti bagi pihak-pihak yang melanggar kebijakan energi terbarukan.

Menurut analis energi dari BOCI Research Ltd, Tony Fei, rancangan kebijakan ini lebih fokus dalam meningkatkan konsumsi energi terbarukan yang merupakan tujuan jangka panjang dari kebijakan energi terbarukan Tiongkok. "Rancangan ini akan menguntungkan pihak pengelola energi terbarukan," kata Fei.

Dalam rancangan yang telah direvisi itu juga disebutkan bahwa NDRC juga meningkatkan target bagi konsumsi energi yang bukan berasal dari pembangkit listrik tenaga air di beberapa provinsi selama 2018 dan 2020.

Ancaman Iklim Global

Walau tersiar soal revisi target energi terbarukan, sejumlah pengamat mengkhawatirkan target ini sulit untuk dicapai karena hingga saat ini infrastruktur pembangkit energi yang digerakkan batu bara masih terus dibangun dan hal itu jadi ancaman serius bagi pencapaian tujuan iklim global.

Berdasarkan citra satelit yang dipegang kelompok riset CoalSwarm pada 2018 di beberapa lokasi di Tiongkok, memperlihatkan telah ada sejumlah bangunan baru pembangkit energi batu bara yang setahun sebelumnya belum terlihat. Saat ini bangunan-bangunan pembangkit energi itu menghentikan operasinya atau ditunda pembangunan atas perintah langsung dari Beijing.

Proyek pembangunan pembangkit energi batu bara itu menurut CoalSwarm dibuat sebagai antisipasi melimpahnya kapasitas produksi batu bara Tiongkok yang mencapai tambahan 25 persen. Adapun kapasitas total pembangkit energi batu bara bisa menghasilkan listrik sebanyak 259 gigawatt, dan kapasitas ini melebihi pasokan batu bara Amerika Serikat serta bisa mengacaukan kesepakatan iklim Paris.

"Terdapat bukti baru bahwa pemerintah pusat Tiongkok belum berhasil menghentikan pembangunan pembangkit energi batu bara dan hal itu amat memprihatinkan," kata Ted Nace, direktur eksekutif CoalSwarm. "Planet Bumi tak bisa mentolerir peningkatan pembangunan kapasitas pembangkit energi batu bara yang setara dengan yang dimiliki AS," pungkas dia.

SCMP/Bloomberg/I-1