Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Kawasan

Tiongkok Serukan Gencatan Senjata Global saat Olimpiade di Paris

Foto : MOHAMMED BADRA/AFP

Presiden Tiongkok, Xi Jinping

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pada Senin (6/5), menyerukan gencatan senjata global selama Olimpiade di Paris musim panas ini, setelah Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mendesaknya untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Russia untuk mengakhiri perangnya di Ukraina.

Dikutip dari The Straits Times, Macron menjadi tuan rumah bagi pemimpin Tiongkok untuk kunjungan pertamanya ke Eropa dalam lima tahun terakhir, mengadakan pembicaraan dengan dia dan von der Leyen di Paris ketika mereka berupaya menunjukkan front persatuan dalam berbagai isu mulai dari perdagangan hingga Ukraina.

Tiongkok telah memperkuat hubungan perdagangan dan militer dengan Russia dalam beberapa tahun terakhir ketika Amerika Serikat dan sekutunya menjatuhkan sanksi terhadap kedua negara, terutama terhadap Moskwa sejak invasi mereka ke Ukraina pada tahun 2022.

Perdagangan Tiongkok-Russia mencapai rekor sebesar 240,1 miliar dollar AS pada tahun 2023, naik 26,3 persen dari tahun sebelumnya, menurut data bea cukai Tiongkok. Pengiriman Tiongkok ke Russia melonjak 46,9 persen pada tahun 2023 sementara impor dari Russia naik 13 persen.

"Dunia saat ini masih jauh dari kata tenang. Sebagai anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sebagai negara yang bertanggung jawab, Tiongkok mendesak Prancis untuk melakukan gencatan senjata selama Olimpiade Paris," kata Xi, berbicara melalui penerjemah bersama Macron dalam pernyataan bersama.

Tradisi Lama

Menghentikan konflik bersenjata di bawah "gencatan senjata Olimpiade" adalah tradisi yang sudah berlangsung lama, dan Macron mengatakan akan berupaya mencapainya ketika Paris menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas dari 26 Juli hingga 11 Agustus dan Paralimpiade hingga akhir Agustus.

Para pejabat Prancis berharap dukungan Xi merupakan tanda bahwa ia dapat menggunakan pengaruhnya untuk membujuk Russia agar mencapai gencatan senjata ketika Presiden Vladimir Putin melakukan perjalanan ke Tiongkok pada bulan Mei nanti.

Harapan mereka adalah gencatan senjata kecil-kecilan dapat membuka peluang diplomasi yang lebih luas. "Kami ingin menjelaskan dampak konflik ini terhadap keamanan Eropa dan tekad kami untuk mendukung Ukraina selama diperlukan," kata Macron, seraya menambahkan bahwa Paris tidak ingin mengubah rezim di Moskwa.

Macron berharap kunjungan Putin ke Tiongkok akan membantu menilai perspektif perdamaian.

Xi mendukung konferensi perdamaian internasional yang didukung oleh Russia dan Ukraina, namun ia tampak tidak begitu antusias dalam konferensi perdamaian yang diselenggarakan oleh Swiss pada tanggal 16 Juni, namun Moskwa tidak diundang ke konferensi tersebut.

"Kami menentang penggunaan krisis ini untuk membebankan tanggung jawab pada negara ketiga dan menodai citra negara tersebut serta memicu Perang Dingin baru. Sejarah telah menunjukkan konflik hanya dapat diselesaikan melalui negosiasi," katanya.

Pertempuran di front timur Ukraina telah memburuk dalam beberapa pekan terakhir ketika pasukan Kyiv menunggu bantuan militer dari Amerika dan Eropa untuk memukul mundur kemajuan Russia.

Russia sebelumnya bersikap acuh tak acuh terhadap gencatan senjata, dan mengatakan Ukraina mungkin menggunakannya sebagai kesempatan untuk mempersenjatai diri kembali.

Di luar hubungan keuangan, negara-negara Barat sangat khawatir Beijing akan memberikan senjata kepada Moskwa dan menghindari sanksi yang ada terhadap bahan-bahan yang dapat digunakan untuk tujuan sipil dan militer.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top