Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penjelajahan Luar Angkasa

Tiongkok Segera Luncurkan Wahana Tak Berawak ke Bulan

Foto : AFP

Persiapan Peluncuran - Roket Long March 5 yang akan mengirimkan wahana penjelajah Bulan Chang'e-5, telah berada di i Wenchang Spacecraft Launch Site, Provinsi Hainan, Tiongkok, pada Selasa (17/11) pekan lalu. Rencananya Long March 5 akan diluncurkan pada Selasa Selasa (24/11) esok.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Pekan ini Tiongkok akan meluncurkan wahana luar angkasa tak berawak ke Bulan yang diberi nama Chang'e-5. Wahana ini rencananya akan mengambil sampel bebatuan di Bulan yang bisa membantu para ilmuwan untuk lebih memahami asal muasal dan bagaimana terbentuknya Bulan.

Misi wahana Chang'e-5 ini akan menguji kemampuan Tiongkok dalam mengumpulkan sampel dari luar angkasa secara jarak jauh sebelum melakukan misi-misi yang lebih rumit.

Jika misi ini sukses, maka Tiongkok akan jadi negara ke-3 di dunia yang berhasil mengambil sampel bebatuan dari Bulan setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet beberapa dekade lalu.

Sepanjang program Apollo yang berhasil menjejakkan manusia di Bulan, AS telah mengirimkan 12 astronot dalam 6 kali pendaratan di Bulan antara 1969 hingga 1972 dan misi-misi itu berhasil membawa 382 kilogram sampel bebatuan dan tanah dari Bulan.

Sementara Uni Soviet berhasil mengirimkan tiga kali misi robotik pada Bulan dan saat misi terakhir pada 1976, wahana robotik Luna 24 berhasil membawa 170,1 kilogram sampel dari cekungan Bulan yang dinamai oleh ilmuwan sebagai Mare Crisium.

Sementara wahana Chang'e-5 yang rencananya akan diluncurkan pada Selasa (24/11), akan mengambil sebanyak 2 kilogram sampel bebatuan dan tanah Bulan dari dataran lava yang amat luas yang dikenal dengan nama Oceanus Procellarum.

"Misi Apollo dan Luna mengambil sampel dari daerah yang terdiri kurang dari setengah permukaan Bulan. Data lanjutan dari misi penginderaan orbital jarak jauh telah menunjukkan adanya keragaman jenis batuan, mineralogi dan usia yang lebih luas daripada yang diwakili dari koleksi sampel Apollo-Luna," kata James Head, pakar planet dari Universitas Brown.

"Misi Chang'e-5 diharapkan bisa membantu mengungkap pertanyaan seperti berapa lama Bulan tetap aktif secara vulkanik pada interiornya dan kapan medan magnet yang berfungsi untuk melindungi segala bentuk kehidupan dari radiasi matahari, mulai meredup," imbuh Head.

Misi Chang'e-5

Setelah wahana Chang'e-5 berhasil mencapai orbit Bulan, maka wahana itu akan meluncurkan dua kendaraan penjelajah ke permukaan Bulan. Satu kendaraan bertugas mengebor permukaan Bulan dan kemudian membawa sampel tanah dan bebatuan ke kendaraan peluncur yang akan meluncur dan merapat dengan kapsul yang ada di atas orbit Bulan dan kapsul ini nantinya akan kembali ke Bumi.

Tiongkok untuk pertama kalinya mengirimkan wahana penjelajahan ke Bulan pada 2013. Pada 2019, wahana Chang'e-4 berhasil mendarat di bagian terjauh Bulan.

Pada dekade berikutnya Tiongkok berencana untuk membangun pangkalan stasiun robotik yang akan melakukan eksplorasi tak berawak di wilayah kutub selatan Bulan. Pangkalan ini akan dibuat dalam misi-misi Chang'e ke-6 hingga ke-8 sepanjang 2020 dan pangkalan ini akan diperluas agar bisa dipakai untuk mendaratkan wahana berawak pada 2030.

Bersamaan dengan rencana untuk mengirimkan wahana berawak ke Bulan pada 2030, Tiongkok berencana untuk mengirimkan wahana lainnya ke Mars dan mengambil sampel bebatuan dan tanah dari planet merah itu. CNA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top