Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Dagang

Tiongkok Minta AS Kendalikan Diri

Foto : AFP/Frederic J. BROWN

Kontainer Tiongkok - Sebuah truk melintas di dekat kontainer milik perusahaan Tiongkok di Pelabuhan Long Beach di Long Beach, California, AS, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Beijing meminta Amerika Serikat (AS) untuk mengendalikan diri dengan rencana meningkatkan tekanan perdagangan lewat penambahan tarif impor 25 persen pada produk asal Tiongkok senilai 200 miliar dollar AS.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, di sela-sela forum regional di Singapura, Kamis (2/8). Dia mengatakan upaya AS menekan Tiongkok akan sia-sia dan dia mendesak para pembuat kebijakan perdagangan agar menenangkan diri.

"Kita harapkan mereka yang langsung terlibat dalam membuat kebijakan perdagangan Amerika Serikat dapat menenangkan diri, mendengarkan aspirasi konsumen AS, dan seruan bersama dari komunitas internasional.

Saya khawatir metode meningkatkan tekanan ini tidak membawa dampak apa pun," ujarnya kepada media. Menurutnya, ketegangan perdagangan yang memburuk antara kedua negara tidak akan mempengaruhi sikap Tiongkok dalam persoalan denuklirisasi semenanjung Korea.

"Kami menangani masalah diplomatik berdasarkan prinsip, bukan dengan mencampuradukkannya dengan perdagangan," tegas Wang.

Sementara itu, perwakilan Perdagangan AS, Robert Lighthizer, mengatakan Presiden AS, Donald Trump, telah meminta untuk mempertimbangkan meningkatkan tarif yang diusulkan menjadi 25 persen dari rencana 10 persen.

"Kami sudah menegaskan perubahan spesifik yang harus dilakukan Tiongkok. Sayangnya, alih-alih mengubah perilakunya yang berbahaya, Tiongkok telah secara ilegal merugikan pekerja, petani, peternak dan pebisnis AS," ujar Lighthizer.

Dollar Menguat

Akan tetapi, sejumlah pejabat mengecilkan arti pernyataan itu bahwa langkah tersebut bertujuan untuk mengimbangi pelemahan nilai tukar Tiongkok yang telah membuat tekanan AS tidak berarti, karena impor Tiongkok menjadi lebih murah.

Dollar AS menguat sejak April, karena bank sentral menaikkan suku bunga pinjaman. Akibatnya, investor berlomba mencari keuntungan yang lebih tinggi.

"Sangat penting bahwa negara- negara menahan diri dari mendevaluasi mata uang untuk tujuan kompetitif," kata seorang pejabat senior pemerintah kepada wartawan.

"Hanya saja, saya tidak akan menarik kesimpulan bahwa pengumuman yang kami buat hari ini terkait langsung dengan praktik apa pun," ujarnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang, menegaskan soal tekanan yang dilakukan AS tidak akan membawa hasil.

"Kami menyarankan Amerika Serikat untuk memperbaiki sikap dan tidak mencoba melakukan pemerasan. Langkah itu tidak akan berhasil di Tiongkok.

Kedua, kami akan menyarankan pihak AS untuk kembali ke akal sehat, dan tidak membabi buta membiarkan emosi mempengaruhi keputusannya, karena pada akhirnya ini akan merugikan diri mereka sendiri," ujar Geng di Beijing, Rabu (1/8).

Kementerian perdagangan Tiongkok mengatakan taktik AS tidak akan berpengaruh pada negara itu, dan hanya akan mengecewakan negara-negara yang menentang perang dagang.

"Tiongkok siap sepenuhnya menghadapi ancaman Amerika Serikat yang akan meningkatkan perang perdagangan kedua negara, dan kami harus memberikan perlawanan untuk mempertahankan martabat dan kepentingan rakyat," lewat sebuah pernyataan di situs resmi mereka.

Trump telah mengancam akan memberlakukan tarif tambahan pada hampir semua jenis produk impor AS dari Tiongkok, senilai lebih dari 500 miliar dollar AS. Ant/SB/AR-2

Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top