Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS I Manila Protes Penyitaan Tangkapan Nelayan oleh Patroli Tiongkok

Tiongkok Kembali Pasang Misil

Foto : AFP/NOEL CELIS

Harry Roque

A   A   A   Pengaturan Font

Citra satelit terbaru menyatakan bahwa Tiongkok kembali memasang sistem misil pertahanan di pulau-pulau di kawasan sengketa LTS. Situasi ini diduga akan semakin memanaskan ketegangan di kawasan perairan sengketa itu.

WASHINGTON DC - Tiongkok kembali memasang sistem pertahanan misil di kawasan sengketa Laut Tiongkok Selatan (LTS). Informasi ini disampaikan perusahaan pengelola satelit intelijen Israel, ImageSat International, seperti dikutip kantor berita South China Morning Post (SCMP) edisi Senin (11/6).

"Tiongkok telah menempatkan kembali misil di pulau sengketa LTS yang ditarik pekan lalu, setelah Amerika Serikat (AS) mendesak para sekutunya untuk memperbesar kehadiran militer di wilayah perairan itu," demikian tulis SCMP.

Laporan terbaru ini mempertegas informasi analisa citra satelit yang dirilis ImageSat International pada pekan lalu, saat ada indikasi bahwa Tiongkok melakukan penarikan sistem pertahanan misil secara sementara di pulau-pulau LTS.

"Berdasar citra satelit yang diambil pada Jumat (8/6) mendapati Tiongkok telah menempatkan kembali sistem misil permukaan-ke-udara di Pulau Woody atau Pulau Yongxing yang ada di Kepulauan Paracel. Lokasi penempatan misil itu masih sama dengan posisi pekan lalu," demikian laporan ImageSat International.

Pada 3 Juni lalu, ImageSat International merilis sederetan citra satelit yang menampilkan misil-misil Tiongkok seperti tipe HQ-9, telah ditarik atau dipindahkan. Sebelumnya pada Mei, berdasarkan citra satelit juga didapati bahwa Tiongkok telah menempatkan sistem misil permukaan-ke-udara dan misil antikapal penjelajah di sejumlah pulau di LTS. Citra satelit juga mendapati bahwa pesawat bomber Tiongkok pernah mendarat di landasan udara yang ada di pulau-pupau sengketa di LTS.

Penarikan misil-misil pada Juni dilakukan saat ketegangan antara Tiongkok dan AS soal sengketa LTS memanas setelah Washington DC menerbangkan dua pesawat bomber strategis dengan kemampuan membawa senjata nuklir, B-52, yang melintasi kepulauan sengketa Spratly.

Ketegangan antara Tiongkok-AS semakin memanas setelah Kementerian Pertahanan AS ingin mengirimkan kapal perang ke Selat Taiwan dan akan meningkatkan patroli Angkatan Laut AS di LTS.

Tak hanya itu, AS juga mengimbau para negara-negara sekutunya seperti Inggris dan Prancis untuk meningkatkan kehadiran militer mereka di perairan sengketa LTS termasuk mengirimkan patroli Angkatan Laut untuk menandingi kekuatan militer Tiongkok.

Tuntutan Filipina

Pada saat bersamaan, juru bicara presiden Filipina menuntut Tiongkok agar menghentikan menyita hasil tangkapan nelayan Filipina yang melaut di perairan sengketa LTS. Manila mengecam sikap Tiongkok itu dan menyatakan bahwa tindakan penyitaan tak bisa diterima.

"Kami mendapati laporan bahwa Penjaga Pantai Tiongkok menyita hasil tangkapan nelayan Filipina yang melaut di Scarborough Shoal. Jika laporan ini benar, maka akan melanggar kesepakatan dua negara yang memperbolehkan warga Filipina menangkap ikan di sana," kata Harry Roque, Senin.

Pernyataan Roque bisa dikatakan teguran dari Manila yang amat langka karena Filipina sebelumnya telah menyatakan akan melakukan perdekatan nonkonfrontasi terhadap Beijing terkait sengketa di LTS.

Saat ini Tiongkok menguasai sejumlah pulau terumbu karang di LTS termasuk Scarborough Shoal yang dikuasai Beijing dari Manila pada 2012. Jarak Scarborough Shoal ke pulau utama di Filipina yaitu Luzon, hanya berjarak 230 kilometer saja.

Tiongkok mengklaim kepemilikan sebagian besar LTS yang diduga amat kaya akan sumber daya alam potensial dan bisa menghasilkan 5 triliun dollar AS per tahun hanya dari jalur perdagangan maritim saja. Selain Tiongkok, sebagian kawasan LTS diklaim kepemilikannya oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.

AFP/SCMP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top