Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ambisi Militer

Tiongkok Inginkan Stasiun Pemantau Satelit

Foto : AFP

Roket Tiongkok l Roket raksasa Long March 2F milik Tiongkok diluncurkan dari pusat peluncuran Jiuquan di Provinsi Gansu pada September 2011. Misi peluncuran roket-roket Tiongkok di masa depan kabarnya membutuhkan bantuan dari sejumlah stasiun pemantau yang berlokasi di Pasifik selatan.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Tiongkok diduga berencana membangun stasiun pemantau satelit di Vanuatu, bukan hendak mendirikan pangkalan militer di negara kepulauan di Pasifik selatan itu. Hal itu disampaikan oleh seorang pakar militer Tiongkok dari Beijing, Zhou Chenming, seperti diwartakan oleh South China Morning Post edisi Rabu (11/4).

"Vanuatu tak cocok dijadikan pangkalan militer. Namun Tiongkok sedang berencana menguji lebih banyak roket luar angkasa yang banyak jatuh di wilayah dengan populasi amat sedikit di Pasifik selatan. Bisa jadi Beijing membutuhkan stasiun pemantau dan pengendali di kawasan ini," kata Chenming.

Isu bahwa Tiongkok hendak membangun pangkalan militer atau fasilitas apapun yang bisa dipergunakan untuk pengumpulan data intelijen atau untuk kepentingan militer lainnya di Vanuatu, sempat membuat kehebohan di Australia pada awal pekan ini. Pihak Tiongkok dan Vanuatu pun telah mengeluarkan bantahan atas rumor bahwa kedua negara sedang membahas rencana pembangunan pangkalan militer.

Canberra mewaspadai ambisi ekspansi militer Tiongkok terutama di kawasan Pasifik selatan yang dekat dengan wilayah teritorial Australia.

Pernyataan Chenming bisa dikatakan masuk akal karena Tiongkok sedang mengerjakan roket generasi terbaru yang kelak bisa mengirimkan astronot ke Bulan pada satu dekade ke depan.

"Tiongkok amat membutuhkan stasiun pengendali di Pasifik selatan karena akan meluncurkan roket-roket dengan bobot luar biasa," kata Chenming. "Rumor pangkalan militer bisa dimaklumi karena misi luar angkasa Tiongkok dipegang oleh militer," imbuh dia.

Fungsi Ganda

Pernyataan Zhou dikuatkan oleh pakar militer dari Makau, Antony Wong Dong, dan peneliti dari S Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological University Singapura, Collin Koh Swee Lean.

Dalam penjelasannya, Dong tak menepis jika ada fasilitas Tiongkok di Vanuatu, bisa saja dipergunakan untuk memantau Australia dan Selandia Baru yang merupakan negara sekutu Amerika Serikat (AS).

Pernyataan yang hampir serupa juga disampaikan Swee Lean yang juga menuturkan bahwa Tiongkok telah lama mengincar kepentingan strategis di Pasifik selatan.

"Kekuatan ekonomi dan penguasaan teknis Tiongkok amat memungkinkan bagi membangun fasilitas pemantau," kata dia. "Namun pastinya fasilitas itu bisa berfungsi ganda," tambah Swee Lean.

Seorang pakar militer Beijing yang enggan disebut namanya, mengatakan pembangunan stasiun dengan fungsi ganda di Vanuatu bisa membantu Tiongkok untuk melawan aliansi empat pihak antara AS, Jepang, Australia dan Selandia Baru.

SCMP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top