Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tiongkok dan Australia Sepakat Pertahankan Dialog Tingkat Tinggi

Foto : ANTARA/Nyoman Budhiana

Arsip - Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong berjalan menuju tempat Pertemuan Menteri Luar Negeri (FMM) G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/7/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Beijing - Tiongkok dan Australia pada Rabu sepakat untuk mempertahankan keterlibatan dan dialog tingkat tinggi lebih lanjut di bidang-bidang seperti perdagangan dan perubahan iklim.

Pada peringatan 50 tahun pembentukan hubungan bilateral Tiongkok-Australia, Pemerintah kedua negara berusaha untuk memperbaiki hubungan yang sempat tegang.

Selama pembicaraan di Beijing, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dan Menlu Australia Penny Wong "menegaskan kembali pentingnya hubungan yang stabil dan konstruktif bagi kedua belah pihak, kawasan dan dunia", menurut pernyataan bersama kedua menlu.

Hubungan bilateral Tiongkok-Australia telah memburuk karena masalah-masalah seperti tarif perdagangan Tiongkok, penahanan warga negara Australia, dan seruan Canberra untuk menyelidiki asal-usul COVID-19.

Pada Rabu (21/12), Presiden Tiongkok Xi Jinping --dalam pesannya kepada Gubernur Jenderal Australia David Hurley dan Perdana Menteri Anthony Albanese-- berjanji untuk mempromosikan kemitraan strategis yang komprehensif antara kedua negara.

Xi mengatakan dia sangat mementingkan agar hubungan bilateral dan perkembangannya tidak hanya menguntungkan rakyat kedua negara tetapi juga "kondusif untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran kawasan dan dunia", menurut Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

Wang Yi mengatakan dalam pernyataan terpisah yang dikeluarkan setelah pembicaraan dengan Penny Wong bahwa kedua negara "harus dan dapat menjadi mitra kerja sama yang saling membutuhkan" karena Tiongkok dan Australia sebenarnya "tidak memiliki keluhan sejarah maupun konflik kepentingan yang mendasar".

Menlu Tiongkok itu juga mengatakan hubungan bilateral Tiongkok-Australia telah "menghadapi kesulitan dan kemunduran" dalam beberapa tahun terakhir, tetapi itu adalah "hal terakhir yang ingin kami lihat," dan kedua negara harus mengambil pelajaran dari masalah tersebut.

Penny Wong merupakan menteri Australia pertama yang mengunjungi Tiongkok dalam tiga tahun.

"Kami dapat mengembangkan hubungan bilateral dan menjunjung tinggi kepentingan nasional masing-masing jika kami mengatasi perbedaan dengan bijak," kata Wong kepada wartawan setelah pertemuan dengan Wang.

Wong juga mengatakan dia membahas soal blokade perdagangan Beijing, dugaan pelanggaran hak asasi manusia dan perlakuan terhadap seorang jurnalis Australia Cheng Lei dan seorang blogger Tiongkok-Australia Yang Hengjun, di mana keduanya telah dituntut di Tiongkok dengan tuduhan spionase.

Tiongkok telah memberlakukan sejumlah sanksi perdagangan terhadap ekspor jelai, anggur, dan batu bara Australia. Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Australia.

Mengenai masalah hak asasi manusia, Wong mengatakan kepada wartawan bahwa Canberra percaya bahwa HAM bersifat universal. "Kami memiliki pandangan prinsip tentang ketaatan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan itu berlaku dalam pandangan kami tentang Xinjiang atau Tibet maupun Hong Kong," ujarnya.

Mengenai tawaran Tiongkok untuk bergabung dengan perjanjian perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik, Wong mengatakan ekonomi mana pun yang ingin bergabung dengan pakta beranggotakan 11 negara itu perlu memastikan bahwa semua pihak dalam perjanjian itu yakin bahwa ia dapat "memenuhi standar yang sangat tinggi".

Di antara 11 negara, Australia dan Jepang adalah dua negara yang skeptis tentang kemungkinan Beijing memenuhi persyaratan masuk.

Pada 2021, Tiongkok mengajukan permohonan untuk bergabung dalam pakta tersebut, yang secara resmi dikenal sebagai Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik.

Ketegangan bilateral Australia-Tiongkok telah mereda sejak Australia memilih pemerintahan Partai Buruh yang baru pada Mei. Presiden Xi dan Perdana Menteri Albanese mengadakan pembicaraan di Bali, Indonesia pada November di sela-sela KTT G20.

Komunikasi tingkat tinggi antara kedua negara telah dilanjutkan setelah sempat beku selama dua tahun yang dipicu oleh pernyataan mantan Perdana Menteri Scott Morrison bahwa harus ada penyelidikan independen terhadap sumber wabah virus corona, yang pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di Tiongkok tengah.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top