Tiongkok dan AS Didesak Jaga Perdamaian usai Pelosi ke Taiwan
TANEE SANGRAT Juru Bicara Kementrian Thailand - Kami harap semua pihak terkait menahan diri sepenuhnya, mematuhi hukum internasional.
JAKARTA - Pemerintahan negara- negara di Asia Tenggara (Asean), pada Rabu (3/8), mendesak Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) untuk menahan diri dari "tindakan-tindakan provokatif" yang dapat memperburuk ketegangan.
Mereka terus memantau situasi di sekitar Taiwan usai kunjungan kontroversial Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, ke Taiwan. Pejabat-pejabat Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand menegaskan kembali dukungan mereka terhadap Kebijakan Satu Tiongkok, yang mengakui Beijing sebagai satu-satunya pemerintah Tiongkok.
AS juga menganut kebijakan ini, tetapi mempertahankan hubungan tidak resmi yang erat dengan Taiwan, serta memiliki kewajiban untuk memberikan dukungan pertahanan. Washington hanya mengakui klaim kedaulatan Tiongkok atas Taiwan, namun tidak mendukungnya.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengeluarkan pernyataan yang menyatakan keprihatinan atas "meningkatnya persaingan di antara kekuatan-kekuatan besar," tanpa menyebut AS dan Tiongkok, walau meminta "semua pihak untuk menahan diri dari tindakan provokatif yang dapat memperburuk situasi".
"Dunia sangat membutuhkan kebijaksanaan dan tanggung jawab pemimpin dunia untuk memastikan perdamaian dan stabilitas tetap terjaga," demikian pernyataan Kemenlu yang tengah menghadapi ketegangan teritorial dengan Tiongkok di perairan Laut Natuna Utara yang berbatasan dengan Laut Tiongkok Selatan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya