Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Beijing Akhirnya Turut Terapkan Sanksi PBB Terhadap Pyongyang

Tiongkok Boikot Impor dari Korut

Foto : REUTERS/Kim Hong-Ji

Ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, Jenderal Joseph Dunford (kiri), berbincang dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan, Song Young-moo (kanan), di kantor Kementerian Pertahanan Korsel di Seoul, Senin (14/8). Jenderal Dunford berada di Korsel selain untuk membahas krisis di Semenenjung Korea, juga untuk misi menenangkan negara-negara sekutu Korsel dan Jepang terkait ancaman serangan senjata misil oleh Korea Utara.

A   A   A   Pengaturan Font

Tiongkok akhirnya ikut menjatuhkan sanksi terhadap Korea Utara yang bertujuan menekan negara sekutu satusatunya itu agar mau menghentikan program pengembangan persenjataannya.

BEIJING - Kementerian Perdagangan Tiongkok menerbitkan surat perintah larangan melakukan impor batu bara, bijih besi dan tembaga, serta makanan laut dari Korea Utara (Korut). "Aturan ini mulai berlaku pada Selasa (15/8) dan putusan ini diambil sebagai bagian dari langkah nyata pemerintah Tiongkok menerapkan sanksi-sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," demikian pernyataan Kementerian Perdagangan Tiongkok yang dikeluarkan pada Senin (14/8). Sanksi-sanksi PBB yang disahkan pada awal Agustus 2017, harus dijalankan 30 hari setelah resolusi tersebut disetujui melalui pemungutan suara.

Sanksi ini diharapkan bisa menekan Pyongyang agar menghentikan program-program senjatanya. Sebelumnya Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah mendesak pemerintah Tiongkok, yang merupakan mitra dagang terbesar Korut, agar lebih mengendalikan Pyongyang.

Sementara itu, pada Senin kemarin ketegangan di Semenanjung Korea dilaporkan mulai menurun. Hal itu lantaran pernyataan Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, yang menyebut program ambisi nuklir pemerintah Korut harus diselesaikan secara damai.

"Jangan sampai terjadi perang di Semenanjung Korea. Apapun kondisinya, kami akan hadapi. Permasalahan nuklir Korut harus diselesaikan secara damai. Saya percaya, pemerintah AS akan merespons situasi saat ini dengan sikap tenang dan bertanggung jawab dalam posisi semua negara memiliki kedudukan yang sama," kata Presiden Moon.

Sedangan Wakil Menteri Pertahanan Korut, Suh Choo-suk, menilai pemerintah Korut telah secara terus- menerus melakukan provokasi, termasuk tetap melakukan uji coba nuklir meskipun sudah dikecam. Namun begitu, pihaknya tidak melihat adanya sebuah risiko besar bahwa Pyongyang sedang membangun konflik militer. Pihaknya pun ragu dengan kemampuan militer pemerintah Korut terutama menyangkut penguasaan teknologi re-entry (kemampuan masuknya kembali sebuah roket dari luar angkasa ketika bergesekan dengan atmosfer Bumi - red) yang amat penting dalam peluncuran persenjataan misil balistik.

Usulkan Pertemuan

Pada bagian lain, Penasehat Keamanan Nasional AS, HR McMaster, pada Minggu (13/8) lalu juga berupaya menurunkan ketegangan yang berpotensi menjadi sebuah konflik. Sedangkan Direktur Central Intelligence Agency (CIA), Mike Pompeo, mengatakan pemimpin Korut, Kim Jongun, sebaiknya menggelar perundingan sebagai titik puncak perang nuklir.

"Saya belum melihat ada intelijen yang akan mengatakan kalau sekarang kita sudah berada di jalan yang benar," kata Pompeo dalam wawancara dengan Fox- News, Minggu waktu AS.

Kantor berita KCNA dalam pemberitaannya pada Senin, mewartakan pemerintah Korut mengulangi kembali ancamannya bahwa perang Korea ke-2 bukan merupakan sebuah opsi, namun dipastikan akan meluas menjadi sebuah perang nuklir.

Saat ini muncul kekhawatiran pemerintah Korut sedang mengejar target untuk menyerang wilayah daratan AS. Hal ini telah membuat ketegangan di Semenanjung Korea dalam beberapa bulan terakhir meningkat.

Presiden Trump memperingatkan pada akhir pekan lalu bahwa Angkatan Bersenjata AS sudah dipersiapkan jika sewaktu- waktu Pyongyang bertindak tidak bijaksana. Persiapan itu juga dilakukan Trump setelah pemerintah Korut mengancam akan menjatuhkan misil ke dekat Guam, Kepulauan AS di wilayah Pasifik. uci/Rtr/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top