Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Dagang

Tiongkok Ancam Serang Balik Tarif Impor AS

Foto : AFP/GREG BAKER

Gao Feng, Juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Pemerintah Tiongkok mengancam akan melakukan serangan balik jika Amerika Serikat (AS) memberlakukan tarif impor tambahan senilai 34 miliar dollar AS untuk produk impor Tiongkok pada Jumat (6/7).

Tiongkok sendiri tak ingin perang dagang pecah. Namun, Beijing akan segera merespons setiap tindakan Washington.

Sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump, mengancam akan meningkatkan tekanan perdagangan dengan tarif sebesar 450 miliar dollar AS jika Tiongkok melakukan balasan.

Atas ketegangan ini, pasar keuangan dunia bergolak, di antaranya pasar saham, mata uang, dan perdagangan berbagai komoditas, mulai dari kedelai hingga batu bara.

Tiongkok menegaskan tidak akan memulai perang, tetapi Bea Cukai Tiongkok menyatakan akan mengumumkan tarif impor baru untuk barangbarang asal AS segera berlaku setelah AS menerapkan tarif impor tambahan atas barangbarang Tiongkok.

Juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok, Gao Feng, memperingatkan rencana pemberlakuan tarif tambahan AS akan memukul rantai pasokan bahan baku dunia, termasuk perusahaan asing di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

"Jika AS menerapkan tarif, sebenarnya mereka akan membebankannya ke semua negara, termasuk perusahaanperusahaan Tiongkok dan AS. Keputusan itu pada dasarnya menyerang rantai pasokan global.

Sederhananya, AS membakar seluruh dunia, termasuk dirinya sendiri. Tiongkok tidak akan tunduk pada ancaman dan pemerasan, dan tidak akan goyah untuk mempertahankan perdagangan bebas dan sistem multilateral," ujarnya di Beijing, Kamis (5/7).

Gao mengatakan akan melindungi hak dari semua perusahaan asing di negara tersebut. "Kami akan terus memantau dampak potensial dari perang dagang yang diprakarsai AS ini, dan akan membantu perusahaan- perusahaan menghadapi kemungkinan guncangan," tuturnya.

Gao mengatakan meskipun para investor mengkhawatirkan dampak perang dagang yang akan menghantam ekspor dan pertumbuhan ekonomi,

perdagangan luar negeri Tiongkok diperkirakan akan tetap stabil hingga paruh kedua 2018 Menurutnya, perusahaan asing di Tiongkok yang akan terkena tarif baru AS,

selama ini berperan signifikan dengan menyumbang 20 miliar dollar AS atau sekitar 59 persen dari total 34 miliar dollar AS ekspor Tiongkok.

Kepentingan Tiongkok

Secara terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lu Kang, menolak kemungkinan soal kemungkinan upaya pembicaraan baru dengan Amerika Serikat. "Kami tentu saja tidak ingin berperang dagang.

Tetapi, jika kepentingan sah suatu negara dirugikan, maka tentu saja negara itu memiliki hak untuk melindungi kepentingan mereka sendiri," kata Lu.

Namun, kepala regulator perbankan dan asuransi Tiongkok, Guo Shuqing, mengatakan perang dagang tidak akan memengaruhi reformasi di Tiongkok yang dia yakini akan tetap berlanjut. Ant/CNN/SB/AR-2

Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top