Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pasar Global

Tiongkok Ajak Inggris Rundingkan Perdagangan Bebas

Foto : AFP/WANG ZHAO

Beri Keterangan - Menlu Inggris Jeremy Hunt menyalami Menlu Tiongkok Wang Yi usai memberikan keterangan di Diaoyutai State Beijing, Senin (30/7).

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Tiongkok menawarkan perundingan perdagangan bebas kepada Britania Raya setelah Inggris resmi keluar dari Uni Eropa (Brexit).

Langkah Tiongkok ini sebagai antisipasi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). Inggris pun menyambut baik niat Tiongkok tersebut dengan menyatakan terbuka untuk merundingkan kesepakatan dengan Tiongkok setelah Brexit.

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris, Jeremy Hunt, saat bertemu Menlu Tiongkok, Wang Yi, di Beijing, Senin (30/7). Kedua menlu juga menyampaikan kedua negara telah sepakat untuk mempererat hubungan perdagangan dan investasi antara Inggris dan Tiongkok.

"Wang telah memberikan penawaran untuk membuka diskusi mengenai kemungkinan kesepakatan perdagangan bebas antara Inggris dan Tiongkok setelah Brexit," kata Hunt.

Kendati pakta perdagangan dengan Tiongkok dapat menjadi kemenangan politik untuk Inggris, pembicaraannya masih belum dapat dilakukan sebelum Inggris resmi keluar dari UE pada Maret tahun depan.

Padahal, seiring memburuknya hubungan dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat, Beijing saat ini terus berusaha mencari mitra untuk melawan AS.

Di dalam media briefing bersama Hunt, Wang menegaskan kembali bahwa Washington telah bertindak keras kepala dengan mengaku sebagai korban di dalam konflik dagang Tiongkok- AS. "Tanggung jawab untuk menyeimbangkan hubungan dagang antara Tiongkok dan AS tidak ada di Tiongkok," kata Wang.

Dia menambahkan, AS sejatinya telah diuntungkan oleh hubungan dagang dengan Tiongkok, yaitu konsumen AS menikmati sejumlah barangbarang berharga murah dan perusahaan AS diuntungkan oleh aliran dana investasi dari Negeri Tirai Bambu.

AS menuding industri berteknologi tinggi Tiongkok telah melakukan pencurian properti intelektual dan meminta agar Beijing mengurangi surplus perdagangannya dengan AS sebesar 350 miliar dollar AS.

Sebelumnya, baik Tiongkok dan AS sama-sama telah memperlihatkan keinginan untuk menghindari terjadinya perang dagang. Pada Mei, Tiongkok setuju untuk menambah pembelian produk pertanian dan energi dari AS.

Namun, kesepakatan itu kandas karena akhirnya kedua belah pihak tetap memberlakukan tarif sebesar 25 persen terhadap produk impor senilai 34 miliar dollar AS.

Sejak itu, Washington terus menambah ancaman tarifnya impor asal Tiongkok. Hingga kini, belum ada perundingan formal antara AS dan Tiongkok untuk membicarakan hubungan dagang lebih lanjut.

Wang menuding, tensi dagang kali ini dibawa langsung AS. Oleh karena itu, Tiongkok dan AS harus menyelesaikan perselisihan melalui Organisasi Dagang Internasional (WTO).

"Tiongkok tidak ingin berseteru di dalam perang dagang. Akan tetapi, untuk menghadapi tingkah agresif AS seperti ini, kami harus melakukan pembalasan," ujar Wang. AFP/Ant/AR-2

Penulis : AFP, Antara

Komentar

Komentar
()

Top