Senin, 20 Jan 2025, 19:32 WIB

Tingkatkan Produktivitas Nasional, Kemenperin dan AOTS Jepang Tandai Kerja Sama Selama 3 Tahun

Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Kemenperin, Wulan Aprilianti Permatasari dalam acara penutupan Program Peningkatan Produktivitas SDM Industri di Jakarta, Senin (20/1)

Foto: kementerian perindustrian

JAKARTA-Untuk meningkatkan produktivitas nasional, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian sebagai anggota Dewan Pengarah Lembaga Produktivitas Nasional, terus berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi dan produktivitas SDM Industri melalui pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi. 

Kementerian Perindustrian memiliki 13 Pendidikan Tinggi Vokasi, 9 Sekolah Menengah Kejuruan, dan 7 Balai Diklat Industri, yang seluruhnya berperan aktif dalam penyediaan dan pengembangan SDM Industri, guna menghasilkan SDM yang kompeten dan berdaya saing global sejalan dengan visi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Program pendidikan dan pelatihan vokasi tersebut didukung dengan kerja sama dan kolaborasi strategis dengan berbagai pihak dan stakeholder. Salah satu kolaborasi internasional yang telah diselenggarakan adalah Program Peningkatan Produktivitas SDM Industri kerja sama antara Kementerian Perindustrian dan Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang melalui implementing agency BPSDMI Kemenperin dan The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS) Jepang.

“Kerja sama BPSDMI dengan Jepang khususnya AOTS telah berlangsung sejak tahun 2019 dengan jumlah penerima manfaat hingga saat ini adalah 1.304 orang yang terdiri dari guru, dosen dan praktisi industri. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan diantaranya Pelatihan Guru Produktif Bidang Elektronika dan Pemesinan, Pelatihan 5S/Kaizen untuk guru-guru SMK, Program Pelatihan Infrastruktur Pengembangan SDM Industri Manufaktur Indonesia (ENIV) di Jepang dan secara online, serta Pelatihan Lean Manufacturing for Making Indonesia 4.0 (LEMMI 4.0),” ungkap Kepala BPSDMI, Masrokhan, dalam keterangan di Jakarta, Senin (20/1).

Program peningkatan produktivitas SDM dari 2022-2025 dilaksanakan dalam 3 fase yaitu Fase 1 (2022-2023), Fase 2 (2023-2024), Fase 3 (2024-2025). Fase 1 dilaksanakan bagi satuan kerja dan mitra industri dari Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Perindustrian, sedangkan fase 2 dan 3 pada Kementerian Perindustrian.

“Kami tentunya berharap program ini tidak berhenti sampai disini. Seluruh peserta dari satuan pendidikan kami yang telah mendapatkan pelatihan siap untuk memberikan pendampingan bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang ingin meningkatkan produktivitasnya,” kata Masrokhan.

Presiden Direktur Japan External Trade Organization (JETRO) Jepang Takahashi Masakazu mengapresiasi kerja sama antarnegara tersebut. “Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja di Indonesia, sekaligus dapat meningkatkan hubungan ekonomi antara Jepang dan Indonesia,” ungkapnya.

Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Kementerian Perindustrian, Wulan Aprilianti Permatasari, melaporkan bahwa trainers kaizen yang telah dilatih sebanyak 38 orang, terdiri atas 36 orang guru dan dosen yang berasal dari 15 Unit Pendidikan Vokasi Kementerian Perindustrian dan 2 orang dari Kementerian Ketenagakerjaan. Adapun industri yang telah didampingi sebanyak 48 orang dari 16 perusahaan industri.

“Selain pelaksanaan Training of Trainers (ToT) dan pendampingan IKM, melalui program ini dilaksanakan Seminar 5S Kaizen. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan awareness terhadap 5S Kaizen sehingga para peserta dapat menerapkan budaya kerja yang aman dan nyaman serta meningkatkan produktivitas kerja,” ujar Wulan dalam kegiatan diseminasi dan penutupan program kerja sama tersebut selama 3 tahun pada Senin (20/1) di Jakarta.

Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 12 batch di Makassar, Solo, Bogor, Bandung, Jakarta dan Padang dengan mengundang peserta dari unit pendidikan dan perusahaan yang belum terlibat pada program pendampingan sebanyak 420 orang dari perusahaan besar, IKM dan tenaga pendidik.

“Dari pengalaman yang sudah dilaksanakan industri, implementasi Kaizen menunjukkan peningkatan produktivitas dengan efisiensi dari berbagai macam pemborosan seperti waktu, proses produksi, aliran produksi, warehouse, dan pengangkutan. Selain itu, penerapan 5S juga akan mengurangi resiko kecelakaan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman,” lanjut Wulan.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan: