Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Pengaruh ISIS di Indonesia

Foto : ANTARA / Reno Esnir

barang bukti - Polisi menunjukkan barang bukti kasus penyerangan Mapolda Sumut di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (30/6).

A   A   A   Pengaturan Font

Sel gerakan teror Islamic State of Iraq and Syria/ISIS terdeteksi di beberapa wilayah Indonesia dan dapat menjadi ancaman sewaktu-waktu. Oleh karena itu, harus segera diambil langkah komprehensif bersama seluruh komponen bangsa untuk mencegah pergerakan ISIS ke Indonesia.

Mereka sudah ada dan membaur bersama masyarakat dan sulit tidak bisa dibedakan. Jika tidak segera ditutup pelarian ISIS ke Indonesia maka sangat berbahaya. Saat rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan terdapat 16 wilayah yang terdeteksi sel-sel tidur ISIS.

Gatot menambahkan TNI telah melaksanakan patroli udara dan laut untuk mencegah dan menutup akses pelarian ISIS dari Marawi, Filipina Selatan ke wilayah Indonesia, yang saat ini terdesak oleh pasukan Armed Forces of the Philippines (AFP).
TNI serius dalam menyikapi perkembangan situasi di Marawi dan mengantisipasi kemungkinan masuknya teroris ISIS ke wilayah Indonesia. Awalnya AFP memperkirakan kekuatan teroris ISIS 50 hingga 100 orang, ternyata lebih dari 600 orang, buktinya saja korban dari teroris sudah sekitar 134 orang.

Gatot mengatakan ada beberapa daerah yang sudah terdeteksi, namun pihaknya belum bisa bertindak karena belum ada kejelasan Undang-Undang. "Kita ingin bertindak pakai Undang-Undang apa? Karena Undang-Undang Terorisme yang baru belum ada," katanya.

Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, TNI telah mengambil langkah-langkah konkret untuk mengantisipasi ancaman teroris ISIS. TNI, kata Gatot, sudah melakukan kegiatan-kegiatan mulai dari pulau-pulau yang paling dekat, pelarian ke Tarakan, Bitung lewat Marore, Miangas, Tahuna, Sangir Talaud dan Maluku Utara, semua ditutup serta di tiap-tiap pulau tersebut diadakan penebalan (penambahan kekuatan pasukan TNI).

Harus Diwaspadai

Panglima TNI mengungkapkan sel-sel teroris yang selama ini tidur merupakan bahaya laten yang harus diwaspadai seluruh komponen masyarakat. "Selama ini sel-sel teroris itu tidur, dengan adanya bom sudah terbukti ada ISIS, kita sepakat kan? Hanya menunggu kapan bangunnya, ini yang harus sama-sama kita garap dan antisipasi," jelasnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan bukan pemerintah dan aparat keamanan saja yang mencegah kelompok radikal kelompok yang menamakan dirinya ISIS masuk ke Indonesia, masyarakat juga perlu dilibatkan dalam aksi tersebut.
Terkait dengan adanya ancaman konflik Marawi menyebar ke Indonesia, Wiranto menilai saat ini pemerintah juga perlu melibatkan masyarakat dalam melakukan langkah-langkah antisipasi masuknya aksi teror yang dibawa kelompok afiliasi ISIS tersebut.

Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin mengatakan upaya untuk mencegah penyebaran aksi teror dapat melibatkan sejumlah pendekatan.
Hasanuddin melihat ada tiga pendekatan yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menengani aksi teror. Tiga pendekatan tersebut adalah penegakan hukum, pelibatan seluruh komponen intelejen, dan pelibatan militer. Formulasi yang digunakan di antara ketiga pendekatan itu, dapat melihat situasi yang dihadapi dan juga keputusan politik yang diambil oleh negara, mana yang didahulukan dari ketiga pendekatan itu.

Hasanuddin berkeyakinan TNI memiliki kapabilitas yang cukup untuk menangani aksi terorisme bila memang hal itu menjadi keputusan negara, disamping penggunaan pendekatan yang lainnya.

Sementara itu pengamat intelijen dari Universitas Indonesia, Ridlwan Habib mengatakan TNI perlu melakukan patroli tertutup dalam mengantisipasi masuknya kelompok ekstrimis pro-ISIS yakni Maute dari Filipina ke Indonesia, agar tidak menimbulkan kepanikan masyarakat. Memang ada kemungkinan gerilyawan pro-ISIS Marawi menyeberang ke Sulawesi Utara. Gerilyawan ini, memiliki jalur rahasia untuk masuk ke Indonesia.

Ridlwan mengingatkan kelompok itu mempunyai jalur-jalur tikus yang sudah belasan tahun digunakan, ini harus diantisipasi TNI. Di dalam kota-kota terluar juga harus dilakukan pemantauan Intelijen, terutama jika ada pendatang tidak dikenal, Polri harus melibatkan masyarakat agar bisa waspada.
Ridlwan mengatakan masih ada sekitar 300 pasukan pro-ISIS yang menguasai sudut kota Marawi, dan mereka juga memiliki akses transportasi laut.

Pemerintah Filipina juga telah mengajak sejumlah negara seperti Australia, Malaysia, Brunei Darussalam, Selandia Baru, termasuk Indonesia untuk ikut membantu menggempur kelompok Maute di Marawi guna mencegah meluasnya kelompok pro-ISIS di kawasan Asia Tenggara. eko/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top