Tingkat Pengasaman Lautan Dunia Mendekati Titik Kritis
Air asam merusak karang, kerang, dan fitoplankton yang menjadi makanan bagi banyak spesies laut.
Foto: istimewaPARIS - Menurut sebuah laporan tetbaru pada hari Senin (23/9), lautan dunia hampir menjadi terlalu asam untuk menopang kehidupan laut dengan baik atau membantu menstabilkan iklim.
Dikutip dari The Straits Times, laporan oleh Institut Penelitian Dampak Iklim Potsdam atauPotsdam Institute for Climate Impact Research (PIK) merinci sembilan faktor yang krusial dalam mengatur kemampuan planet untuk menopang kehidupan.
Di enam wilayah ini, batas aman telah terlampaui dalam beberapa tahun terakhir akibat aktivitas manusia. "Ambang batas krusial untuk pengasaman laut bisa segera menjadi yang ketujuh yang dilanggar," bunyi laporan Pemeriksaan Kesehatan Planet pertama PIK.
Batasan aman yang telah dilintasi menyangkut faktor krusial, dan terkait, termasuk perubahan iklim; hilangnya spesies alami, habitat alami, dan air tawar; dan peningkatan polutan, termasuk plastik dan pupuk kimia yang digunakan dalam pertanian.
Tingkat pengasaman laut yang berkelanjutan kini juga akan terlampaui, sebagian besarnya disebabkan oleh terus meningkatnya emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, batu bara, dan gas.
"Seiring meningkatnya emisi CO2, semakin banyak pula CO2 yang terlarut dalam air laut yang membuat lautan menjadi lebih asam," tutur Boris Sakschewski, salah satu penulis utama, kepada wartawan.
"Bahkan dengan pengurangan emisi yang cepat, beberapa tingkat pengasaman yang berkelanjutan mungkin tidak dapat dihindari karena CO2 yang telah dipancarkan dan waktu yang dibutuhkan sistem lautan untuk merespons," jelasnya.
"Oleh karena itu, pelanggaran batas pengasaman laut tampaknya tak terelakkan dalam beberapa tahun mendatang."
Air asam merusak karang, kerang, dan fitoplankton yang menjadi makanan sejumlah spesies laut. Ini berarti juga mengganggu pasokan makanan bagi miliaran orang, serta membatasi kapasitas lautan untuk menyerap lebih banyak CO2 dan dengan demikian membantu membatasi pemanasan global.
Satu-satunya dari sembilan batas planet yang tidak hampir dilintasi adalah menyangkut keadaan lapisan ozon pelindung planet tersebut.
Bahan kimia buatan manusia telah merusak perisai ini, yang menyebabkan hujan asam, tetapi perisai ini mulai pulih sejak sejumlah bahan kimia ini dilarang pada tahun 1987.
Ambang kesembilan, mengenai konsentrasi partikel kecil di atmosfer yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan paru-paru, mendekati batas bahaya.
Namun para peneliti mengatakan, risiko tersebut menunjukkan tanda-tanda sedikit menurun karena upaya beberapa negara untuk meningkatkan kualitas udara, seperti melarang mobil berbahan bakar bensin dan solar yang paling berpolusi.
Namun, mereka memperingatkan konsentrasi partikel halus masih dapat meningkat di negara-negara yang sedang mengalami industrialisasi pesat.
PIK menetapkan sembilan tingkat bahaya planet ini untuk memperingatkan manusia agar tidak membahayakan sistem alam Bumi hingga melewati titik yang tidak dapat kembali.
"Titik-titik kritis ini jika dilewati, akan menyebabkan hasil yang tidak dapat diubah lagi dan membawa bencana bagi miliaran orang dan banyak generasi mendatang di Bumi," kata mereka.
"Kesembilan batas planet tersebut saling berhubungan sehingga pelanggaran terhadap satu batas krusial dapat mengganggu kestabilan seluruh sistem kehidupan Bumi," kata Sakschewski.
Namun hal ini juga menghadirkan sebuah peluang karena mengatasi satu masalah, seperti mencegah kenaikan suhu rata-rata Bumi lebih dari 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri dapat menghasilkan manfaat yang signifikan di berbagai isu," kata laporan tersebut.
Berita Trending
- 1 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 2 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di BunĀdesliga
- 3 Dishub Kota Medan luncurkan 60 bus listrik baru Minggu
- 4 Kasdam Brigjen TNI Mohammad Andhy Kusuma Buka Kejuaraan Nasional Karate Championship 2024
- 5 Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng
Berita Terkini
- Gunung Ibu Kembali Keluarkan Sinar Api Setinggi 350 Meter
- Nama-nama Calon Menteri Trump, dari Kepala FDA hingga Menteri Pertanian
- Presiden Prabowo Tertarik Belajar Perbesar Kapasitas SWF INA dari Uni Emirat Arab
- Banjir Rendam 4 Kecamatan di Kabupaten Bandung, 12.250 KK Terdampak
- Tanggul Jebol, Perumahan Garden City Periuk Terendam Banjir, Pemkot Tangerang Siapkan 3 Lokasi Pengungsian