Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Timur Tengah Memanas! Tewaskan 32 Orang, Bentrok Terparah di Libya Disebut Bisa Memicu Perang Saudara

Foto : Reuters

Anggota unit bersenjata Libya, Brigade 444, mendukung Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) dan Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibah, mendirikan pos pemeriksaan saat asap membumbung di latar belakang di Tripoli.

A   A   A   Pengaturan Font

Kementerian Kesehatan Libya pada hari Minggu (28/8), melaporkan bentrokan antara milisi yang didukung oleh oposisi pemerintah Libya telah menewaskan sedikitnya 32 orang dan melukai 159 lainnya.

Jumlah korban akibat bentrok di ibu kota Libya, Tripoli, melonjak dari yang diperkirakan kementerian sebelumnya, yakni 23 kematian dan 87 terluka. Mengutip Al Jazeera, bentrokan yang terjadi pada hari Sabtu (27/8) disebut menjadi yang terburuk dalam dua tahun terakhir, sekaligus menimbulkan kekhawatiran negara itu bisa terjun kembali ke perang besar-besaran.

Di antara korban tewas adalah Mustafa Baraka, seorang komedian yang kerap mengkritik milisi dan korupsi meninggal setelah ditembak di dadanya, menurut keterangan juru bicara layanan darurat Malek Merset.

Merset mengatakan layanan darurat masih berusaha untuk mengevakuasi orang-orang yang terluka dan warga sipil yang terperangkap dalam pertempuran yang berlanjut hingga Sabtu malam.

Rumah sakit dan pusat medis di ibu kota dilaporkan ditembaki. Kelompok militan bahkan melarang tim ambulans mengevakuasi warga sipil.

Walaupun keadaan sudah kian membaik pada Sabtu malam, media Timur Tengah melaporkan ketakutan masih membayangi warga setempat.

"Segalanya sudah tenang sejak pertempuran dimulai. Tetapi orang-orang di sini masih takut bahwa Libya mungkin berada di ambang konflik skala penuh," ujar Malik Traina dari Al Jazeera.

Libya memiliki sedikit perdamaian sejak pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 yang menggulingkan Muammar Gaddafi dan terpecah pada 2014 antara faksi timur dan barat yang bersaing.

Pejuang bersenjata yang mendukung pemerintah yang diakui PBB yang berbasis di Tripoli dan pasukan yang setia kepada saingan Perdana Menteri Fathi Bashagha.

Ketegangan meningkat sejak Bashagha diangkat sebagai perdana menteri pada Februari oleh parlemen timur yang berbasis di Tobruk, dengan Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibah, kepala Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) yang diakui PBB, menolak untuk menyerahkan kekuasaan.

GNU Dbeibah, mengatakan bentrokan terbaru di Tripoli dipicu oleh pejuang yang bersekutu dengan Bashagha yang menembaki konvoi di ibu kota sementara unit pro-Bashagha lainnya berkumpul di luar kota.

Ia menuduh Bashagha mundur dari pembicaraan untuk menyelesaikan krisis. Bentrokan itu disebutnya menjadi upaya kedua untuk mengambil alih di Tripoli sejak Mei.

Al Jazeera melaporkan Bashagha, yang didukung oleh parlemen Libya dan orang kuat militer yang berbasis di timur Khalifa Haftar, mengatakan pemerintahan GNU telah berakhir. Tapi dia sejauh ini tidak dapat menjabat di Tripoli, karena Dbeibah bersikeras dia hanya akan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah terpilih.

Saksi mata mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pasukan yang bersekutu dengan Bashagha mencoba mengambil wilayah di Tripoli dari beberapa arah pada hari Sabtu, tetapi konvoi militer utamanya berbalik menuju kota pesisir Misrata sebelum mencapai ibu kota.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Richard Norland, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Washington "mengutuk" gelombang kekerasan, mendesak "gencatan senjata segera dan pembicaraan yang difasilitasi PBB antara pihak-pihak yang bertikai".

Sementara rekan senior di Dewan Atlantik, Emadeddin Badi, memperingatkan bahwa kekerasan dapat dengan cepat meningkat.

"Perang perkotaan memiliki logikanya sendiri, ini berbahaya baik bagi infrastruktur sipil maupun manusia, jadi meskipun ini bukan perang yang panjang, konflik ini akan sangat merusak seperti yang telah kita lihat," katanya kepada AFP.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top