Timbel Sebabkan Beragam Gangguan Kesehatan pada Anak
Peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Ari Prayogo SpA (kedua dari kiri), dalam diskusi yang berjudul Pencegahan Dampak Kesehatan Pajanan Timbel Lingkungan di Jakarta, Rabu (10/1).
Alat Masak
Pajanan timbel, kata Ari, dapat ditemukan pada benda-benda logam, namun tidak menutup kemungkinan pajanannya juga dapat ditemui di benda sehari-hari seperti alat masak.
Lebih lanjut, Ari menyebutkan timbel tidak dapat dirasakan atau dicium. Selain itu, dampak yang ditimbulkan oleh pajanan timbel tidak dapat dirasakan langsung oleh manusia.
Diketahui, penelitian yang dilakukan oleh FKUI bersama Yayasan Pure Earth Indonesia terhadap 564 anak-anak di empat wilayah yang berpotensi tercemar timbel dan satu wilayah netral di Pulau Jawa pada 2023 membuktikan 28 persen anak memiliki KTD sebesar 5-<10 μg/ dL, 35 persen dengan 10-<20 μg/dL, 22 persen dengan 20- <45 μg/dL, dan dua persen masing-masing dengan 45-65 μg/dL dan >65 μg/dL.
Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menetapkan batas maksimal KTD pada anak sebesar 5 μg/dL. Pihak yang sama juga menetapkan angka KTD sebesar 45 μg/dL sebagai ambang batas rekomendasi terapi.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya