Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
K ecelakaan Kapal - KM Sinar Bangun Tenggelam Akibat Kelalaian

Tim SAR Ubah Titik Koordinat Pencairan

Foto : ANTARA/Irsan Mulyadi

ALAT PENDETEKSI - Tim SAR gabu ngan melakukan pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (22/6). Tim SAR gabungan menghadirkan kapal motor yang dilengkapi alat pendeteksi bawah air multibeam side scan sonar untuk mencari keberadaan bangkai kapal.

A   A   A   Pengaturan Font

SIMALUNGUN - Tim SAR gabungan mengubah tidak koordinat pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Jumat (22/6). Kepala Kantor SAR Medan, Budiawan, mengatakan perubahan titik koordinat pencarian itu dilakukan setelah mereka mendapatkan informasi lebih akurat terkait lokasi tenggelamnya KM Sinar Bangun.

"Pada hari kelima operasi pencarian, titik koordinat kita sudah berubah dari sebelumnya yang disampaikan Dinas Perhubungan, tidak di sana. Kami sudah bergeser dengan menanyakan kepada nakhoda KMP Sumut II yang pada saat kejadian melihat dan menolong langsung. Jadi, dia sudah memberikan koordinat yang positif di mana kapal itu tenggelam," kata Budiawan di Pelabuhan Tigaras, Simalungun, Sumut, Jumat (22/6).

Wilayah pencarian penumpang dan bangkai KM Sinar Bangun kini juga diperluas. Area yang disisir berada pada 10 kilometer hingga 20 kilometer ke arah timur laut. Tim SAR kali ini sudah diperkuat dengan personel dari Detasemen Jalamangkara (Den Jaka), Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan Batalyon Intai Amfibi (Taifib) TNI AL.

"Personel dari Den Jaka ada 10 orang. Taifib 12 orang, dan Kopaska 10 personel," jelas Budiawan. Pencarian kali ini juga telah menggunakan peralatan scan sonar dan multibeam side scan sonar yang didatangkan dari Disposal Mabes TNI AL. "Kemarin sore sudah tiba di sini. Kita maksimalkan alat ini dengan persiapan yang matang agar lebih efektif.

Kita harapkan kapal-kapal yang ada di daerah penyisiran jangan berlayar dulu," imbau Budiawan. KM Sinar Bangun tenggelam dalam pelayaran dari Simanindo, Samosir, menuju Tigaras, Simalungun, Senin (18/6) sore. Kapal kayu itu diduga mengangkut lebih dari 200 penumpang plus puluhan sepeda motor sebelum terbalik dan tenggelam.

Sejauh ini baru 21 penumpang yang ditemukan, 3 di antaranya dalam keadaan meninggal dunia. Ketiga jenazah korban telah berhasil diidentifikasi. Ketiganya yakni Tri Suci Ulandari (24) asal Aceh Tamiang, Faryanti asal Kota Binjai, dan Indah Juwita asal Nagori Manik Seribu, Padang Sidamanik, Simalungun. Berdasarkan data dari Basarnas, masih terdapat 184 orang yang diduga hilang dalam musibah KM Sinar Bangun. Angka itu diperoleh dari laporan keluarga ke posko yang didirikan

Patuhi Regulasi

Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun di Perairan Danau Toba ini menjadi pelajaran bagi transportasi matra udara, laut, dan darat untuk konsisten mematuhi regulasi yang ada. "Bicara safety, Anda adalah orang-orang di bidangnya, saya tidak meragukan kapasitas Anda.

Saya yakin semua tahu apa yang harus dilakukan," ujar Budi dalam arahan kepada sejumlah perwakilan tiga matra transportasi di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat. Ia mencontohkan, peristiwa KM Sinar Bangun ini merupakan kelalaian dalam mematuhi regulasi yang ada. Budi menegaskan keselamatan transportasi merupakan hal yang tak bisa ditawar.

"Saya minta kepada Bapak, Ibu sekalian di Pelindo I, Kereta Api, Angkasa Pura, hingga Dirjen Perhubungan Darat, kita harus konsisten terhadap regulasi. Safety sebuah keharusan, enggak bisa ditawar," katanya.

mza/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Mohammad Zaki Alatas, Antara

Komentar

Komentar
()

Top