Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bencana Alam - Kabupaten Sukabumi Memiliki Banyak Kawasan Rawan Longsor

Tim SAR Sudah Temukan 32 Jenazah Korban Longsor

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Setelah berjuang tanpa mengenal lelah, tim gabungan berhasil menemukan jenazah yang ke-32 korban longsor di Sukabumi.

SUKABUMI - Jenazah korban bencana tanah longsor di Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat berhasil ditemukan tim SAR gabungan di hari ketujuh. Penemuan jenazah korban tanah longsor itu merupakan yang ke-32.

"Jenazah langsung dibawa ke Posko DVI Polda Jabar untuk dilakukan identifikasi dan pencocokan," kata Danrem 061/Suryakencana, Kolonel (Inf) M Hasan di lokasi bencana tanah longsor di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Minggu (6/1).

Menurut Hasan, tim SAR gabungan membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk mengevakuasinya karena terhimpit batu, tanah, dan puing rumah. Berkat kerja sama tim, jenazah pun akhirnya berhasil diangkat sekitar pukul 10.00 WIB.

Dengan demikian, tambah Hasan, hingga Minggu (6/1) ini tinggal satu lagi jenazah yang belum ditemukan. Informasi yang dihimpun, korban terakhir yang belum ditemukan tersebut jaraknya tidak jauh dari jasad ke-32 yang sudah dievakuasi. Tim SAR gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD, dan relawan masih berjuang untuk mengevakuasi jasad yang masih terhimpit bebatuan.

Untuk mempermudah evakuasi, tim pun harus menyemprotkan air bertekanan tinggi agar material yang menghimpit korban bisa disingkirkan. Setelah itu empat alat berat masih dioperasikan dalam operasi kemanusiaan ini.

Kepala Penerangan Korem 061/Suryakencana, Mayor (Inf) Ratno mengatakan tim SAR gabungan kesulitan mencari jasad korban terakhir. Tinggal satu lagi hingga saat ini. Tim SAR gabungan masih mencari di beberapa titik yang disinyalir terdapat jenazah korban tanah longsor.

Terus Berjuang

Pantauan di lokasi, ratusan personel pencari mulai dari TNI, Polri, Basarnas, BNPB, BPBD, dan relawan masih berjuang mencari jasad korban yang dilaporkan hilang oleh keluarganya atas nama Rukesih. Empat alat berat jenis backhoe terus menggali di lokasi-lokasi yang disinyalir terdapat jasad korban.

Timbunan batu berukuran besar pun terus disingkirkan untuk mencari korban berjenis kelamin wanita tersebut. Alat lainnya yang digunakan untuk mempermudah pencarian yakni delapan pompa air yang berfungsi menyingkirkan lumpur tebal yang menutup lokasi pencairan.

Cuaca di lokasi hingga saat ini masih cerah dan belum ada tanda-tanda akan turun hujan. Hingga pukul 16.30 WIB jenazah korban terakhir di hari ketujuh pencarian masih nihil. "Sebelumnya satu jasad wanita atas nama Aryanah (55) ditemukan terhimpit tumpukan batu dan puing rumah. Sehingga di hari ketujuh ini sudah 32 korban meninggal dunia ditemukan satu masih dalam pencarian," tambah Ratno.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan daerah di Kabupaten Sukabumi banyak yang rawan longsor. Hal ini didasari dari kondisi topografinya yang merupakan perbukitan dengan batuan dan tanah penyusun yang gembur dan lepas sehingga menyebabkan mudah longsor.

Banyaknya penduduk yang tinggal di daerah rawan longsor menyebabkan tingkat risiko longsor tinggi. Sutopo menjelaskan tercatat selama 10 tahun terakhir telah terjadi 132 kali longsor di Sukabumi dengan beberapa kejadian, di antaranya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan.

Sutopo mengatakan salah satu longsor yang cukup terdampak yakni pada 28 Maret 2015 di Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi yang menyebabkan 12 orang meninggal dunia, 293 orang terdampak, dan 11 rumah rusak.

Melihat Indonesia yang sangat rawan becana, khususnya longsor, Sutopo berpendapat mitigasi atau upaya mengurangi dampak bencana khsusunya bencana longsor masih memerlukan banyak perhatian, baik mitigasi struktural seperti penguatan tebing, pemasangan sistem peringatan dini longsor, penghijauan, dan lainnya.

eko/ola/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Yolanda Permata Putri Syahtanjung, Antara

Komentar

Komentar
()

Top