Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Revitalisasi TIM

TIM Boleh Komersial Tanpa Kurangi Kualitas Seni

Foto : ISTIMEWA

Remy Sylado, Budayawan

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Taman Ismail Marzuki (TIM) dinilai mengalami kemunduran, tidak seperti pada zaman kejayaannya di era 70 hingga 80-an. TIM di masa itu dianggap membuat kehadiran para pekerja seni sangat dihargai.

Budayawan Remy Sylado mengeluhkan kemerosotan kualitas TIM tersebut. "Kalau saya melihat sekarang ini TIM mengalami kemunduran ya, sudah tidak seperti zaman Ali Sadikin gitu loh. Kalau di zaman Ali Sadikin orang berada di TIM itu pekerja seni yang bekerja (berkarya) dan merasa bahwa harkatnya naik," kata Remy kepada Koran Jakarta, Kamis (4/7).

Menurut Remy, sejatinya TIM itu merupakan salah satu tempat ajang para seniman dalam menunjukkan hasil karya mereka dan menjadi kancah seni nasional yang patut diperhitungkan dunia.

"Tapi belakangan ini tidak karu-karuan dan sudah tidak beres. Siapa pun bisa bermain di TIM. Kalau teater siapa pun bisa main asal bayar," ujarnya.

Remy menjelaskan apabila dilihat zaman Ali Sadikin, setiap orang yang mau tampil disana harus betul-betul selektif.

Untuk itu, Remy menilai, jika TIM ingin kembali seperti dulu, maka harus ditata kembali dengan sebuah lembaga yang bisa mengelola. Ia memberikan contoh, dahulu para seniman harus mengikuti seleksi melalui Akademi Jakarta.

"Dulu kan ada Akademi Jakarta yang bisa menilai hasil seni atau karya seorang seniman itu. Belakangan itu Akedemi Jakarta sudah tidak ada lagi," tuturnya.

Remi berharap agar TIM dapat dikelola secara komersial dan tetap mementaskan budaya secara beriringan. Jadi pentas kebudayaan dikemas secara menarik agar menjadi daya jual komersial bagi pengunjung.

Komersial dan Budaya

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menyerahkan pengelolaan Taman Ismail Marzuki (TIM) kepada PT Jakarta Propertindo (Jakpro) setelah selesai direvitalisasi.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihaknya menyerahkan TIM ke Jakpro agar budaya dapat berjalan seimbang dengan bisnis dan juga untuk memisahkan antara kegiatan komersial dengan budaya.

"Kalau ini bisa dilakukan, alhamdulillah dengan begitu ke depan ini bisa menjadi percontohan. Gimana mekanisme pasar, mekanisme bisnis itu suportif terhadap kegiatan kebudayaan. Kami ingin lakukan itu di TIM," ujar Anies.

Pemprov DKI Jakarta tengah berencana untuk merevitalisasi TIM. Rencana itu tercantum dalam usulan penambahan kegiatan di APBD Perubahan 2018 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Kegiatan yang diusulkan bernama "Review Masterplan Taman Ismail Marzuki" dengan nilai 173.miliar rupiah. Pengelolaan selanjutnya akan diserahkan kepada Jakpro selama 30 tahun pascarevitalisasi. jon/P-6

Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top