TikTok Sediakan 'Tools' Berbasis AI untuk Para Pengiklan
Logo TikTok ditampilkan di layar ponsel pintar di Tokyo pada 28 September 2020.
Foto: AP/Kiichiro SatoSAN FRANCISCO - TikTok pada hari Kamis (14/11) mulai mengizinkan semua pengiklan di platformnya menggunakan alat bertenaga kecerdasan buatan (AI) untuk membuat klip iklan. Platform terbaru yang memungkinkan pengiklan memanfaatkan teknologi tersebut.
Berita itu muncul bersamaan dengan kabar bahwa Getty Images akan menyediakan stok gambar dan videonya ke alat pembuat video bertenaga AI milik TikTok, yang disebut Symphony Creative Studio.
Menurut perusahaan tersebut, brand dapat menggunakan gambar dan video berlisensi Getty untuk membuat iklan buatan AI, termasuk pesan pemasaran yang menampilkan karakter menyerupai orang sungguhan.
Getty dan TikTok tidak mengungkapkan ketentuan keuangan dari kesepakatan tersebut.
Integrasi Getty Images merupakan bagian dari perluasan alat TikTok untuk pengiklan dan pembuat konten, menurut aplikasi milik Tiongkok tersebut.
"Tujuan kami adalah memberdayakan pengiklan dan membantu mereka terhubung dengan komunitas mereka melalui kekuatan AI generatif," kata kepala monetisasi produk kreatif TikTok, Andy Yang, dalam rilis bersama.
Alat-alat berbasis AI dengan potensi membantu menghasilkan uang telah banyak dicari sejak AI generatif menarik perhatian dunia dengan peluncuran ChatGPT oleh OpenAI pada akhir tahun 2022.
Teknologi ini dapat menghasilkan video, gambar, atau karya tulis dengan cepat berdasarkan permintaan yang diungkapkan dalam bahasa sehari-hari.
Namun, timbul pertanyaan mengenai bagaimana perusahaan yang berinvestasi miliaran dollar dalam AI akan memperoleh keuntungan darinya.
Bulan lalu, raksasa periklanan daring Amazon, Google, dan induk perusahaan Facebook, Meta, meluncurkan berbagai alat yang memanfaatkan AI untuk membantu membuat iklan bagi platform mereka.
"Dengan melonjaknya permintaan akan cerita autentik dalam periklanan, kebutuhan akan konten yang menarik dan berkualitas tinggi untuk menyampaikan cerita ini secara efektif kepada khalayak tidak pernah sebesar ini," kata wakil presiden senior kemitraan strategis global Getty Images, Peter Orlowsky, dalam rilis bersama tersebut.
Model AI generatif yang dilatih pada gambar, artikel, dan data lain yang ditemukan daring telah membuat sebagian pengguna gembira, di saat yang sama menimbulkan kemarahan para penulis, seniman, dan pihak yang meyakini kreasi mereka diserap tanpa diminta atau diberi kompensasi.
Publikasi seperti New York Times telah mengajukan tuntutan hukum untuk mempertahankan konten mereka, sementara beberapa organisasi berita memilih untuk membuat kesepakatan lisensi.
Berita Trending
- 1 Hasil Survei SMRC Tunjukkan Elektabilitas Pramono-Rano Karno Melejit dan Sudah Menyalip RK-Suswono
- 2 Cagub DKI Pramono Targetkan Raih Suara di Atas 50 Persen di Jaksel saat Pilkada
- 3 Pelaku Pembobol Ruang Guru SMKN 12 Jakut Diburu Polisi
- 4 Panglima TNI Perintahkan Prajurit Berantas Judi “Online”
- 5 Tim Pemenangan Cagub dan Cawagub RIDO Akui Ada Persaingan Ketat di Jakut dan Jakbar
Berita Terkini
- LPS Siap Laksanakan Program Penjaminan Polis
- Kesbangpol Kalsel tingkatkan partisipasi pemilih perempuan
- BI DKI Jakarta Tegaskan JLW 2024 Dorong Literasi Ekonomi Keuangan di Daerah
- Kemkomdigi tutup saluran bermuatan judi online di Telegram
- Perluas Pasar, Produsen Beras Legendaris Ini Sapa Pelanggan di SIAL Interfood 2024