
Tiga Inisiatif Perbaikan BUMN Akselerasi Teknologi Digital
Staf Khusus Menteri BUMN, Muhammad Ikhsan, dalam paparannya pada seri webinar Global Network Week Universitas Indonesia, Kamis (18/3).
Foto: Koran Jakarta/Muhamad MarupJAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) siap membenahi pemanfaatan teknologi digital dalam menjalankan bisnisnya. Pasalnya, pandemi Covid-19 menuntut adanya transformasi teknologi digital termasuk dalam sektor bisnis.
"Ada tiga hal yang merupakan bagian dari inisiatif untuk mengakselerasi digital perbaikan badan usaha milik negara," ujar Staf Khusus Menteri BUMN, Muhammad Ikhsan, dalam paparannya pada seri webinar Global Network Week Universitas Indonesia, Kamis (18/3).
Ikhsan menjelaskan inisiatif pertama yaitu digitalisasi ekosistem pertanian dengan membentuk platform yang menghubungkan BUMN dengan bisnis lain atau langsung ke konsumen. Kedua, yaitu akses satu atap ke ekosistem perawatan kesehatan digital di Indonesia dengan menyediakan layanan perawatan kesehatan ujung ke ujung.
"Ketiga adalah platform transportasi barang yang memberikan solusi untuk mengoptimalkan semua kebutuhan logistik perusahaan di seluruh Indonesia," imbuhnya.
Lebih jauh, Ikhsan menjelaskan ada beberapa sektor yang akan pulih lebih cepat pascapandemi Covid-19, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan sehari hari seperti makanan dan minuman, suplemen kesehatan, mini market, dan food delivery. Sementara sektor lain seperti ritel, otomotif dan properti membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.
Dia menambahkan pandemi Covid-19 menciptakan menciptakan model bisnis baru. Menurutnya, lanskap bisnis baru tersebut memiliki empat karakteristik yaitu kebersihan, minim kontak, mobilitas rendah, dan minim keramaian.
"Perusahaan yang dapat beradaptasi dengan 4 karakter ini akan selamat dari krisis pandemi," jelasnya.
Ikhsan menyebut dalam model bisnis baru ini perusahaan yang dapat beralih ke platform digital akan lebih tangguh. Menurutnya, bisnis dengan interaksi fisik yang tinggi dan butuh banyak orang seperti pariwisata, pusat konvensi, transportasi, bisnis pertunjukan, harus mampu beradaptasi dan mengadopsi model bisnis baru ini untuk bertahan hidup.
Selain itu, kata dia, Covid-19 juga telah menggeser kecenderungan konsumen. Konsumen saat ini lebih cenderung memiliki empati terhadap sesama, menggunakan kontak virtual, dan memilih tinggal di rumah.
"Dengan begitu, merujuk pada piramida Maslow, kecenderungannya bergeser ke dasar piramida yaitu pangan, kesehatan, keamanan jiwa dan raga," tandasnya.
Berita Trending
- 1 Cuan Ekonomi Digital Besar, Setoran Pajak Tembus Rp1,22 Triliun per Februari
- 2 Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Puskesmas bisa Diakses Semua Warga
- 3 Ekonomi Biru Kian Cerah! KKP dan Kemnaker Maksimalkan Peluang Lapangan Kerja
- 4 Menpar Sebut BINA Lebaran 2025 Perkuat Wisata Belanja Indonesia
- 5 Bukan Arab Saudi, Negara Penghasil Kurma Terbesar Dunia Berasal dari Afrika
Berita Terkini
-
Kondisi Pasar Global Berubah, Kemendag Naikkan HPE Konsentrat Tembaga
-
Film Terbaru Iko Uwais ‘Ash’ Raih 91 Persen di Rotten Tomatoes
-
Microsoft Luncurkan Copilot for Gaming: Asisten AI untuk Pemain Xbox
-
Kontroversi Jadwal: Real Madrid Kesal dengan Keputusan La Liga
-
Shai Gilgeous-Alexander Cetak 48 poin saat Thunder atasi Pistons