Tidak Perlu Berobat ke Luar Negeri, RS Adam Malik Gunakan Teknologi Ablasi 3D untuk Pasien Jantung
Ilustrasi - Dokter Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan tengah memerika jantung pasien menggunakan teknologi ablasi berbasis teknologi 3 dimensi (3D).
Foto: ANTARA/HO-RSUP Haji Adam MalikMedan - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik melakukan inovasi terhadap pelayanan di Instalasi Pusat Jantung Terpadu (PJT), dengan menggunakan ablasi berbasis teknologi 3 dimensi (3D) untuk para pasien penyakit jantung.
"PJT RS Adam Malik mulai melakukan tindakan ablasi 3D di pertengahan tahun 2021," kata Kepala Instalasi PJT RSUP Adam Malik dr Anggia Chairuddin Lubis SpJP (K), Jumat.
Ia mengatakan, tindakan ablasi 3D ini dilakukan pada pasien penyakit jantung dengan kondisi aritmia atau gangguan irama jantung.
"Keluhan yang sering dirasakan oleh pasien umumnya adalah denyut jantung terlalu cepat, irama jantung atau denyut nadi yang dirasakan tidak teratur, dan pingsan yang dirasakan tiba-tiba," jelasnya.
Secara prinsip, kata dia, tindakan ablasi 3D sendiri memiliki tujuan yang sama seperti tindakan ablasi 2D, yang juga sudah mulai dilayani sejak Desember 2020.
Namun, karena dilakukan dengan teknologi yang lebih canggih, tindakan ablasi 3D memiliki beberapa kelebihan, di antaranya, mampu memberikan informasi kondisi jantung yang lebih detail, serta penggunaan radiasi yang lebih sedikit sehingga lebih aman bagi pasien maupun tenaga medis.
"Sebagai gambaran, apabila pada ablasi 2D kita mendapatkan informasi di jantung sebanyak ratusan hingga ribuan titik, maka pada ablasi 3D kita mendapatkan informasi di jantung sebanyak minimal 30 ribu titik. Sehingga ini akan memberikan gambaran yang jauh lebih detail dibandingkan ablasi 2D," katanya.
Ia menyebut bahwa PJT RSUP Adam Malik juga mulai melayani pemeriksaan elektrofisiologi sejak akhir tahun 2020. Tindakan ini merupakan pemeriksaan tingkat tertinggi pada pasien penyakit jantung dengan kondisi aritmia, dengan tujuan untuk mendiagnosa atau menemukan jenis penyakit dan memberikan terapi.
"Manfaatnya terhadap pasien sangat besar. Dengan adanya prosedur ini, kita dapat mendiagnosa secara presisi, dan kemudian dapat juga memberikan terapi yang sesuai untuk berbagai macam kelainan," katanya.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kasad: Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Papua Melalui Air Bersih dan Energi Ramah Lingkungan
- 2 Ini Gagasan dari 4 Paslon Pilkada Jabar untuk Memperkuat Toleransi Beragama
- 3 Trump Menang, Penanganan Krisis Iklim Tetap Lanjut
- 4 Irwan Hidayat : Sumpah Dokter Jadi Inspirasi Kembangkan Sido Muncul
- 5 Tak Tinggal Diam, Khofifah Canangkan Platform Digital untuk Selamatkan Pedagang Grosir dan Pasar Tradisional
Berita Terkini
- Laporan Terbaru Pentagon Ungkap Ratusan Insiden Baru terkait UFO
- Jokowi Tegaskan Calon Pemimpin Harus Mampu Yakinkan Masyarakat
- Presiden Prabowo: RI Berkomitmen Dukung Perdagangan yang Adil di Asia Pasifik
- Ribuan Simpatisan Hadiri Kampanye Akbar Luthfi-Yasin di Vastenburg
- Sean 'Diddy' Combs Dituding Halangi Proses Hukum dari Balik Penjara