Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 09 Jul 2021, 23:28 WIB

Tidak Perlu Berobat ke Luar Negeri, RS Adam Malik Gunakan Teknologi Ablasi 3D untuk Pasien Jantung

Ilustrasi - Dokter Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan tengah memerika jantung pasien menggunakan teknologi ablasi berbasis teknologi 3 dimensi (3D).

Foto: ANTARA/HO-RSUP Haji Adam Malik

Medan - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik melakukan inovasi terhadap pelayanan di Instalasi Pusat Jantung Terpadu (PJT), dengan menggunakan ablasi berbasis teknologi 3 dimensi (3D) untuk para pasien penyakit jantung.

"PJT RS Adam Malik mulai melakukan tindakan ablasi 3D di pertengahan tahun 2021," kata Kepala Instalasi PJT RSUP Adam Malik dr Anggia Chairuddin Lubis SpJP (K), Jumat.

Ia mengatakan, tindakan ablasi 3D ini dilakukan pada pasien penyakit jantung dengan kondisi aritmia atau gangguan irama jantung.

"Keluhan yang sering dirasakan oleh pasien umumnya adalah denyut jantung terlalu cepat, irama jantung atau denyut nadi yang dirasakan tidak teratur, dan pingsan yang dirasakan tiba-tiba," jelasnya.

Secara prinsip, kata dia, tindakan ablasi 3D sendiri memiliki tujuan yang sama seperti tindakan ablasi 2D, yang juga sudah mulai dilayani sejak Desember 2020.

Namun, karena dilakukan dengan teknologi yang lebih canggih, tindakan ablasi 3D memiliki beberapa kelebihan, di antaranya, mampu memberikan informasi kondisi jantung yang lebih detail, serta penggunaan radiasi yang lebih sedikit sehingga lebih aman bagi pasien maupun tenaga medis.

"Sebagai gambaran, apabila pada ablasi 2D kita mendapatkan informasi di jantung sebanyak ratusan hingga ribuan titik, maka pada ablasi 3D kita mendapatkan informasi di jantung sebanyak minimal 30 ribu titik. Sehingga ini akan memberikan gambaran yang jauh lebih detail dibandingkan ablasi 2D," katanya.

Ia menyebut bahwa PJT RSUP Adam Malik juga mulai melayani pemeriksaan elektrofisiologi sejak akhir tahun 2020. Tindakan ini merupakan pemeriksaan tingkat tertinggi pada pasien penyakit jantung dengan kondisi aritmia, dengan tujuan untuk mendiagnosa atau menemukan jenis penyakit dan memberikan terapi.

"Manfaatnya terhadap pasien sangat besar. Dengan adanya prosedur ini, kita dapat mendiagnosa secara presisi, dan kemudian dapat juga memberikan terapi yang sesuai untuk berbagai macam kelainan," katanya.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.