Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Energi Baru Terbarukan - Beban Subsidi di APBN karena Terlambat Diversifikasi Energi

Tidak Masuk Akal RI Impor Energi Surya

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

"Perang di Ukraina dan pemulihan kondisi dari pandemi akan semakin menekan harga energi. Selain Russia adalah salah satu produsen energi, pelonggaran dari pandemi yang semakin meluas, mendorong permintaan minyak sehingga berdampak pada harga minyak, yang pada gilirannya diikuti oleh gas dan jenis energi lain. Momen ini harus dilihat pemerintah untuk semakin serius beralih ke energi bersih," kata Imron.

Dia memandang perlu adanya semacam akselerasi dalam mengembangkan energi terbarukan, agar ke depan bisa memetik peluang bisnis ekspornya. "Memang kita belum sepenuhnya bisa lepas dari yang konvensional, tapi persiapan dan upaya peralihan perlu ditingkatkan, termasuk efesiensi di pos anggaran lain, untuk memperkuat pendanaan transisi ke energi terbarukan," kata Imron.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, dalam sebuah webinar mengakui kalau pemerintah akan melakukan reformasi subsidi energi pada waktu yang tepat dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat.

"Agenda reformasi baik elpiji maupun listrik sekarang harus diperhatikan timing-nya, terutama dalam kondisi perekonomian dan harga komoditas yang tinggi," kata Febrio.

Sebelumnya diberitakan, dua orang terkaya Australia berencana untuk memasok listrik ramah lingkungan ke Singapura dan Indonesia. Proyek ambisius itu ditandai dengan pembangunan ladang surya terbesar di dunia dan pemasangan kabel laut sepanjang 5.000 kilometer.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top