Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Dampak KKSB Tembak Guru -- ASN Diminta Bertahan Hingga Kondisi Aman

Tidak Ada Pesawat Berani Angkut Makanan ke Beoga

Foto : ANTARA/Evarukdijati

Bupati Puncak Willem Wandik

A   A   A   Pengaturan Font

Persediaan bahan makanan di Distrik Beoga saat ini hanya mencukupi untuk kebutuhan tiga hingga empat hari.

JAKARTA - Sejak kasus penembakan guru yang dilakukan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB), Kamis (8/4), tidak ada lagi pesawat yang berani membawa makanan ke Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Hanya pesawat yang mengevakuasi jenazah dua orang guru.
"Pesawat tersebut tidak membawa logistik sehingga warga bertahan dengan bahan makanan yang ada," kata Kapolsek Beoga Ipda Ali Akbar saat dihubungi dari Jayapura, Selasa (13/4).
Akbar menjelaskan di Beoga memang ada 12 warung atau kios besar dan kecil, namun persediaan mereka juga mulai menipis. Tidak mudah pesawat mendarat di lapangan terbang Beoga karena sebelum mendarat pesawat harus terbang melintas di sebelah utara yang saat ini menjadi tempat persembunyian KKSB.
"Pintu masuk ke lapangan terbang Beoga melalui sisi utara, di mana KKSB bersembunyi sehingga saat pesawat terbang rendah ketika mau mendarat dapat menjadi sasaran tembak," kata Akbar.

Masih Berisiko
Akbar mengakui lapangan terbang sudah dikuasai, namun pintu masuk ke lapangan terbang masih berisiko sehingga pilot takut untuk terbang ke Beoga. Untuk mencapai lokasi tersebut cukup sulit karena berada di ketinggian sehingga dengan mudahnya KKSB menembak bila anggota menuju lokasi tersebut.
Ketika ditanya tentang warga yang mengungsi, Kapolsek Beoga mengatakan yang mengungsi di polsek tercatat tiga orang, di koramil delapan orang dan sebanyak 31 orang memilih tetap tinggal di rumahnya, namun letaknya dekat koramil.
Aksi penembakan yang dilakukan KKSB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak menyebabkan dua orang meninggal yakni Oktovianus Rayo yang ditembak Kamis (8/4) dan Yonatan Renden ditembak Jumat (9/4).
Akbar mengatakan persediaan bahan makanan di Distrik Beoga saat ini hanya mencukupi untuk kebutuhan tiga hingga empat hari mengingat sejak terjadinya aksi penembakan dua orang guru tidak ada pesawat yang terbang ke daerah itu.
Bupati Puncak Willem Wandik meminta aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai kontrak untuk sementara tetap bertahan di Beoga.
"Saya berharap ASN dan semuanya tetap berada di Beoga sampai kondisi aman baru saya izinkan keluar. Selaku Bupati Puncak saya akan mengizinkan mereka selama dua atau tiga pekan meninggalkan tempat tugas," kata Bupati Wandik.
Diakuinya, untuk saat ini warga belum bisa keluar dari Beoga karena terkendala transportasi, namun bila situasi kondusif maka Pemda Puncak akan membantu memfasilitasi mereka.
"Mereka membutuhkan pemulihan trauma dengan mengizinkan keluar dan kembali bertugas ke Beoga karena masyarakat sangat membutuhkan pelayanan mereka," ujar Wandik.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top