Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Misi Luar Angkasa

Tibanya OSIRIS-REx Wahana Pembawa Sampel Asteroid Bennu

Foto : afp/ Mark Felix
A   A   A   Pengaturan Font

Kapsul di misi OSIRIS-Rex yang membawa sampel batuan asteroid Bennu segera tiba di Bumi. Sampel batuan ini amat dinantikan karena akan membantu para ilmuwan mempelajari awal terbentuknya tata surya.

Misi Origins-Spectral Interpretation-Resource Identification-Security-Regolith Explorer(OSIRIS-Rex) oleh NASA pada Minggu (24/9) waktu AS, segera tiba ke Bumi. Sebelumnya program berkelanjutan ini telah berhasil mengunjungi dan mengumpulkan sampel asteroid 101955 Bennu.

Wahana luar angkasa OSIRIS-Rex diluncurkan pada 8 September 2016 dan tiba di asteroid Bennu pada 3 Desember 2018. Pada 31 Desember 2018, wahana ini mulai mengorbit di batuan asteroid kaya karbon tersebut melalui pendaratan yang dramatis namun singkat pada 20 Oktober 2020.

Di asteroid Bennu, OSIRIS-Rex mengambil sampel dari permukaan sebelum memulai perjalanan panjang pulang yang dimulai pada 10 Mei 2021. Kapsul yang terpisah dari OSIRIS-Rex, dijadwalkan kembali ke Bumi pada pukul 10.55 EDT (14.55 GMT) pada 24 September 2023.

Namun hal itu tidak akan menjadi akhir dari misi wahana luar angkasa utama. Ia akan ditugaskan ulang untuk melewati asteroid dekat Bumi, Apophis pada 2029 dengan misi dan nama baru. Pada misi berikutnya, wahana luar angkasa itu akan diberi OSIRIS-Apophis Explorer atau OSIRIS-APEX.

OSIRIS-REx tidak akan kembali ke Bumi. Wahana ini hanya akan mengirimkan sampel asteroid Bennu pada 24 September 2023 melalui kapsulnya dan kemudian melanjutkan misinya untuk mempelajari asteroid Apophis pada tahun 2029.

Tujuan utama dari misi OSIRIS-REx adalah pengambilan sampel yang ambisius baik di asteroid Bennu maupun Apophis. Pendaratan wahana ini dilakukan untuk misi mengambil sampel dari permukaan asteroid.

Misi mengumpulkan sampel dari asteroid ini merupakan yang pertama bagi NASA. Sampel ini berguna dalam membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana awal tata surya terbentuk dan bagaimana kehidupan dimulai. Hal ini juga dapat membantu untuk lebih memahami asteroid yang berpotensi berdampak pada Bumi di masa depan.

Misi OSIRIS-Rex senilai 800 juta dollar AS dinobatkan sebagai finalis kelas misi New Frontiers NASA pada 2009, bersama dengan misi untuk mempelajari Venus (Surface and Atmospheric Geochemical Exploreratau SAGE) dan Bulan (MoonRise). Namun akhirnya pada 2011, OSIRIS-REx terpilih sebagai proposal pemenang.

Program New Frontiers terdiri dari serangkaian misi wahana luar angkasa kelas menengah yang dimaksudkan untuk membantu lebih memahami tata surya. OSIRIS-REx adalah misi ketiga yang dipilih untuk program tersebut.

Misi tersebut terpilih sebelumnya adalah New Horizons, yang terbang melewati planet kerdil Pluto pada 2015 dan dengan objek bernama 2014 MU69 pada 2019 dan melanjutkan misinya di tata surya, serta misi Juno, yang tiba di orbit sekitar Jupiter pada tahun 2016 dan masih beroperasi di sana.

Setelah diluncurkan, OSIRIS-REx sempat kembali pada September 2017 untuk menyelesaikan penerbangan lintas Bumi yang meningkatkan kecepatan. Wahana luar angkasa tersebut tiba di sekitar Bennu pada 3 Desember 2018. Sebulan setelah kedatangannya, OSIRIS-REx melakukan pengukuran rinci terhadap bentuk dan massa Bennu sebelum secara tepat meluncur ke orbit.

Wahana asteroid ini pun telah mencetak dua rekor. Pertama Bennu adalah benda terkecil yang pernah diorbit oleh wahana luar angkasa. Batuan luar angkasa tersebut tercatat memiliki diameter 1.640 kaki atau 500 meter. Kedua OSIRIS-REx melakukan orbit terdekat yang pernah ada dengan benda kecil dimana jaraknya hanya sekitar 1 mil (1,6 kilometer) dari permukaan.

Lima Instrumen

Ada lima instrumen yang terpasang pada wahana luar angkasa OSIRIS-REx. Peralatan ini untuk mempelajari, memetakan, dan menganalisis asteroid dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Instrument pertama adalah OSIRIS-REx Visible and Infrared Spectrometer (OVIRS). Alat ini untuk mengukur cahaya tampak dan inframerah dekat, memburu kemungkinan adanya bahan organik dan mineral lainnya.

Peralatan kedua adalah OSIRIS-REx Thermal Emission Spectrometer (OTES) dengan menggunakan inframerah termal. OTES mengukur suhu Bennu dan memetakan kelimpahan mineral dan bahan kimia.

Bersama-sama, OVIRS dan OTES memetakan Bennu pada rentang panjang gelombang untuk memilih lokasi terbaik untuk mengambil sampel asteroid.

Ketiga adalah OSIRIS-REx Camera Suite (OCAMS) berupa kamera untuk memetakan Bennu. PolyCam, yang terbesar, memperoleh gambar pertama Bennu, mengambilnya dari jarak 1,2 juta mil (2 juta kilometer), dan mengambil gambar resolusi tinggi dari lokasi sampel.

MapCam memburu satelit dan gumpalan debu di sekitar asteroid, memetakannya berdasarkan warna, dan mengambil foto untuk membuat peta topografi. SamCam mendokumentasikan pengumpulan sampel dan penangkapannya.

Peralatan OSIRIS-REx Laser Altimeter (OLA) akan memindai seluruh permukaan Bennu. Alat ini akan mengirimkan kembali data untuk membuat model 3D permukaan asteroid yang sangat akurat dengan laser.

Sedangkan alat Regolith X-ray Imaging Spectrometer (RExIS) berperan dalam mempelajari emisi sinar-X Bennu. Cara ini diharapkan dapat membantu pembuatan peta yang menunjukkan banyaknya unsur berbeda di permukaan. Berbeda dengan instrumen pencitraan lainnya, RExIS meneliti komposisi asteroid pada tingkat unsur atom individu.

Setelah asteroid tersebut dipelajari secara signifikan, para ilmuwan mengidentifikasi suatu wilayah untuk dijadikan sampel, yaitu zona berbatu yang diberi julukan Nightingale. Pada tanggal 21 Agustus 2020, hanya berlangsung enam detik OSIRIS-REx menerapkan Touch-And-Go Sample Acquisition Mechanism (TAGSAM).

Saat OSIRIS-REx semakin dekat ke asteroid, TAGSAM melemparkan sampel gas nitrogen murni ke permukaan asteroid tersebut. Regolith (debu dan pecahan batu) yang diledakkan dari permukaan didorong ke dalam ruang sampler.

OSIRIS-REx ditugaskan untuk mengumpulkan setidaknya 2 hingga 5 ons material asteroid. "Namun wahana luar angkasa itu dengan mudah melampaui target utama yaitu 2 ons," kata NASA setelah upaya tersebut. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top