The Creator: Kisah Emosional dari Pertempuran Umat Manusia dengan AI
Sulit disangkal The Creator adalah karya besar yang akan tetap dibicarakan hingga beberapa tahun ke depan. Beberapa kritikus menyebutnya sebagai salah satu film petualangan fiksi ilmiah terbaik.
Misi sang protagonis, Joshua (John David Washington), agen rahasia militer AS, adalah menyusup ke kubu musuh untuk menemukan Nirmata, pemimpin AI yang sosoknya masih misterius. Dia juga harus mendapatkan Alpha Omega, senjata pamungkas pihak AI yang disiapkan untuk menghancurkan Nomad, benteng terbang sekaligus pusat komando AS yang
mengorbit di Bumi.
Berjudul asli True Love, cerita berawal dari serbuan ke sebuah markas AI oleh pasukan khsusus AS hingga menewaskan istri Joshua yang tengah hamil. Dirundung kesedihan, ia kemudian menjauhi militer, hingga datang seorang petinggi angkatan darat AS yang memberi bukti bahwa istrinya masih hidup.
Kini Joshua harus menuntun pasukan AS ke sebuah laboratorium rahasia AI untuk menemukan Alpha Omega dan melumpuhkan senjata tersebut.
Washington yang bermain cemerlang dalam Tenet, berhasil tampil sebagai sosok klasik, prajurit yang lebih mementingkan perasaan alias hati, daripada misi: menemukan istri tercinta. Dalam kekacauan yang terjadi, ia menemukan Alphie, anak perempuan polos yang tak lain adalah wujud awal dari Alpha Omega.
Dihantui pengalaman kehilangan calon bayi, Joshua lalu memilih menyelamatkan Alphie dan melarikannya. Dari sini terlihat kejeniusan Edward dalam mengalirkan cerita bahwa kehidupan bukan semata pihak baik dan jahat, hitam dan putih, melainkan abu-abu yang kabur, hingga membuat keputusan seseorang sangat bergantung pada latar belakang kehidupannya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Komentar
()Muat lainnya