Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
SUARA DAERAH

Terus Berinovasi untuk Sejahterakan Rakyat Lamongan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Selain padi dan gandum, jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat terpenting di dunia. Tanaman ini mulai dikenal petani sejak abad ke-16 lewat para penjelajah Portugis. Sejak itu budi daya jagung oleh petani makin meluas, Indonesia sempat menempati peringkat ke-8 produsen jagung (pipilan kering) dunia pada 2012 hingga 2014.

Kabupaten Lamongan merupakan salah satu lumbung jagung di Jawa Timur (Jatim). Produktivitas jagung Lamongan terus meningkat, yang semula 5,8 ton per hektare pada 2015, menjadi 8,3 ton per hektare di 2017. Peningkatan produktivitas ini diikuti melonjaknya produksi dari sebesar 323.550 ton pada 2015 menjadi 571.080 ton pada 2017.

Lonjakan produksi ini ditopang tingginya produktivitas kawasan percontohan seluas 12 ribu hektare yang menerapkan program inovasi pertanian jagung modern (Tani Jago), dengan rata-rata produktivitas yang mencapai 10,6 ton per hektare. Atas keberhasilan itu, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi memberikan penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik pada Pemerintah Kabupaten Lamongan.

Untuk mengetahui lebih jauh inovasi pengembangan jagung di wilayah ini, wartawan Koran Jakarta, Selocahyo, berkesempatan mewawancarai Bupati Lamongan, Fadeli, di Lamongan, baru-baru ini. Berikut petikan selengkapnya.

Apa latar belakang sehingga membuahkan inovasi Tani Jago?

Meski menjadi sentra jagung, selama ini ada dua masalah utama sehingga pertanian jagung Lamongan belum optimal. Pertama, produktivitas yang masih rendah karena budi daya masih tradisional, belum mengikuti anjuran.

Kedua, pemanfaatan teknologi pertanian yang masih rendah sehingga pendapatan yang diterima petani kurang. Untuk mengatasi masalah tersebut, harus diawali dengan contoh nyata, membuka kawasan percontohan pertanian jagung modern. Awalnya seluas 100 hektare pada musim tanam penghujan 2016.

Bisa dijelaskan tentang inovasi Tani Jago?

Sasaran inovasi agar petani jagung berdaulat di negeri sendiri, otomatis dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Caranya dengan mengubah mindset petani yang sebelumnya masih dengan pertanian konvensional, beranjak lebih modern.

Kelebihan dari inovasi ini apa?

Petani diberdayakan dan diedukasi lewat pemanfaatan teknologi terbaru. Tapi, penggunaan teknologi harus sesuai dengan agro ekologi, sosial ekonomi, dan produktivitas yang efisien. Tani Jago Lamongan mempunyai kelebihan, memanfaatkan semua komponen dan potensi faktor produksi budi daya jagung modern spesifik lokasi yang berimplikasi langsung pada hasil, peningkatan pendapatan petani, dan efisiensi produksi.

Aspek kebaruan lain dari inovasi ini adalah pendekatan holistiknya, di mana tidak hanya berorientasi pada on farm, tapi juga off farm. Sehingga inovasi ini sesuai dengan karakteristik daerah yang bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman rakyat.

Apa strategi yang digunakan?

Berbagai cara kami terapkan, mulai benih varietas unggul, peningkatan populasi tanaman, dan penggunaan pupuk organik dan anorganik. Cara lainnya, petani diberdayakan dengan penggunaan pestisida yang tepat, penggunaan alat pertanian, mulai proses produksi hingga tahap pengolahan hasil panen.

Bagaimana hasilnya?

Kesejahteraan petani naik, petani yang menerapkan Tani Jago bisa menghasilkan 21 juta rupiah per hektare, naik dari 10 juta rupiah, saat masih menggunakan cara tradisional. Nilai tukar petani juga naik menjadi 104,66 pada akhir 2017, dari 102,18 pada 2014.

Kelanjutan dari inovasi?

Inovasi ini menjadi salah satu bagian dari prioritas pembangunan Kabupaten Lamongan. Tani Jago akan terus diperluas cakupannya pada 15 kecamatan. Untuk capaian 2019, sudah ditetapkan target provitas sebesar 10 ton per hektare di 15 kecamatan tersebut.

Replikasi inovasi juga sedang berlangsung, banyak kelompok tani dari kecamatan lain di Lamongan sudah mengunjungi lokasi Tani Jago yang tersebar di 12 kecamatan untuk belajar langsung pertanian jagung modern. Di beberapa kecamatan, para petani sudah menanam jagung di areal persawahan. Ini adalah indikator sebagian petani telah paham menanam jagung lebih menguntungkan dari padi.

Terobosan lain?

Kami ingin menerapkan perlakuan serupa untuk komoditas padi. Sekarang sedang dibuat road map Manajemen Padi Sehat (MPS) untuk meningkatkan produksi padi. Pengembangan MPS diarahkan pada kawasan dengan ketersediaan air cukup dan pengairan yang bisa diatur.

Seperti Tani Jago, komponen teknologi dalam MPS di antaranya penggunaan varietas unggul, penyiapan dan pengolahan lahan dengan cara modern, dan pengaturan jarak tanam. Lahannya sudah tersedia sekitar 10 ribu hektare di enam kecamatan. Kami juga akan mengembangkan kawasan padi hibrida di lahan kering, sekitar 10.400 hektare di sembilan kecamatan.

Seberapa besar peluang investasi di bidang pertanian?

Besar sekali. Lamongan sudah memiliki beberapa investor dalam bidang pengolahan jagung untuk pakan ternak dan pengolahan ikan. Saya yakin sektor pengolahan hasil pertanian dan pengolahan ikan menjadi daya tarik. Potensi ikan tiap tahun 129 ribu ton, tapi yang termanfaatkan untuk pabrik pengolahan ikan baru 60 persen. Untuk mempercepat investasi baru, perizinan sudah online, jadi transparan dan lebih cepat. N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top