Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Duh! 90 Persen Anak Tertular HIV dari Ibu Saat Masih dalam Kandungan, Waspada Jika Alami Gejala Ini

Foto : VOA/Reuters

Ilusttrasi - HIV bisa menular dari ibu hamil kepada bayinya jika si ibu tidak konsumsi antiretroviral (ARV).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ketua Satgas HIV/AIDS Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Endah Citraresmi, mengatakan penularan virus HIV pada anak paling banyak terjadi melalui transmisi ibu hamil ke janin. Bahkan, 90 persen dari kasus penularan HIV ke anak ditularkan oleh ibu hamil ke janinnya.

"Ternyata kasus HIV pada anak mayoritas penularannya dari kehamilan dan persalinan. Itu lebih dari 90 persen," kata Endah dalam diskusi media, Jumat (2/9), dikutip VOA, Sabtu.

Endah mengatakan pengendalian kasus HIV pada orang dewasa akan mempengaruhi terjadinya penularan terhadap anak. Penularan dari ibu hamil ke janin sebenarnya bisa dicegah melalui tes HIV.

"Paling penting adalah semua ibu hamil harus tes HIV. Sebenarnya HIV juga harus diperiksa jauh lebih penting karena kita punya obat pencegah penularan ke bayi. Ini sudah ada Peraturan Kementerian Kesehatan, berarti harus sudah berlaku terhadap ibu hamil di seluruh Indonesia," ujarnya.

Namun yang menjadi masalah tidak semua ibu hamil melakukan tes HIV. Ada beberapa alasan tertentu dan paling banyak adalah keengganan dokter kandungan untuk meminta pemeriksaan HIV kepada ibu hamil.

"Karena dianggap menuduh. Kita tahu stigma HIV adalah penderitanya pasti punya latar belakang yang jelek. Itu yang menjadi kendala," ungkap Endah.

Endah pun berharap ke depannya para ibu hamil mau melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi apakah terinfeksi HIV atau tidak. Pasalnya, pencegahan bisa dilakukan saat ibu hamil dinyatakan terinfeksi HIV salah satunya dengan memberikan obat antiretroviral (ARV) dan memilih persalinan yang tepat untuk menghindari penularan.

"Jadi bukan bayi baru lahir dites. Tapi semua ibu hamil harus dites. Jika ibu hamil itu memang terinfeksi HIV selain mendapatkan obat (ARV). Kemudian, dipilih jenis persalinan yang aman tergantung jumlah virus si ibu, boleh spontan jika virus tidak terdeteksi. Jika virus terdeteksi harus dilakukan persalinan yang lebih aman untuk menghindari penularan," ucapnya.

Selanjutnya, bayi yang telah terinfeksi virus HIV akan mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel CD4 atau jenis sel darah putih/limfosit. Akibat sistem kekebalan tubuh menurun, bayi yang terinfeksi virus HIV akan lebih mudah jatuh sakit. Anak yang terinfeksi HIV juga sering sekali mengalami jamur di bagian mulut. Lalu, menderita diare yang cukup lama hingga pneumonia (radang paru-paru).

"Patokannya kalau sering sakit dengan penyakit yang tidak lazim terjadi pada anak lain. Kalau kena sakit, sakitnya lebih berat. Sudah begitu bolak-balik (sakit). Nah, harus curiga mungkin anak mengalami gangguan kekebalan tubuh," jelas Endah.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top