Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Terkendala Stok Oksigen, Pembudidaya Ikan di Cianjur Kurangi Pengiriman

Foto : ANTARA POTO/Ahmad Fikri

Tabung oksigen untuk kebutuhan pembudidaya ikan di Waduk Jangari, Cianjur, Jawa Barat, mengirim pesanaan berkurang karena pasokan oksigen di fokuskan untuk penanganan pasien Covid-19.

A   A   A   Pengaturan Font

Cianjur - Pembudidaya ikan di Cianjur, Jawa Barat, mengurangi pengiriman ikan ke sejumlah wilayah seiring menipisnya pasokan oksigen dari agen dan distributor yang lebih diprioritaskan untuk pelayanan medis di tempat isolasi Covid-19.

Bahkan ungkap pembudidaya ikan di Waduk Jangari, Kecamatan Mande, Cianjur, mereka terpaksa mengundur panen dan menolak pemesanan karena kurangnya oksigen untuk mengisi kantong ikan sebelum didistribusikan ke pemesan.

"Sudah pasti kelabakan karena oksigen diprioritaskan untuk pelayanan medis di rumah sakit, sedangkan bagi petani, oksigen dibutuhkan untuk pendistribusian setelah panen, karena stoknya minim kami mengundurkan panen," kata pembudidaya ikan di Waduk Jangari Hendra saat dihubungi Senin (5/7).

Dia menjelaskan, biasanya pembudidaya di kawasan Waduk Jangari membutuhkan 50 tabung oksigen berukuran besar dengan isi 100 kilogram. Untuk satu tabung cukup untuk 300 balon atau kantong ikan dengan total berat 3 ton.

Sehingga setiap harinya, pembudidaya di kawasan tersebut, membutuhkan 50 tabung oksigen dengan hasil produksi 150 ton. Namun sejak beberapa hari terakhir, pasokan oksigen dari bandar dibatasi hanya 5 tabung.

"Pembatasan tersebut, informasi dari bandar karena pasokan oksigen diutamakan ke rumah sakit untuk pasien Covid-19 yang terus meningkat dan membutuhkan oksigen untuk membantu pernafasan," katanya.

Pihaknya berharap seiring tingginya pemakaian oksigen untuk pasien Covid-19, produksi di tingkat agen dan distributor ditingkatkan, sehingga kebutuhan oksigen untuk pembudidaya dapat terpenuhi.

Sementara akibatnya mundurnya panen, berdampak terhadap harga ikan di pasaran karena ukuran sudah tidak masuk dalam kebutuhan pasar, ungkap Memen pembudidaya ikan lainnya, sehingga harga turun dari Rp25.000 per kilogram menjadi Rp20.000 per kilogram.

"Kami berharap ada solusi yang diberikan pemerintah, dengan menambah pasokan oksigen ke masing-masing wilayah termasuk untuk kebutuhan produksi pembudidaya ikan. Pasalnya kalau tanpa oksigen kami tidak dapat memenuhi pesanan," katanya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top