Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Terburuk Kedua dalam 40 Tahun, Tiongkok Tak Mau Disalahkan IMF Soal Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi

Foto : ANTARA/Kyodo via Reuters Connect

Presiden Tiongkok Xi Jinping.

A   A   A   Pengaturan Font

Beijing - Tiongkok tidak mau disalahkan Dana Moneter Internasional (IMF) terkait rendahnya pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini, yang merupakan terburuk kedua dalam 40 tahun terakhir.

"Menghadapi situasi yang kompleks di dalam dan di luar negeri, perekonomian Tiongkok telah bertahan dari tekanan dan menunjukkan momentum pemulihan yang stabil," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok (MFA) Mao Ning di Beijing, Rabu (12/10).

IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun ini hanya 3,2 persen, jauh dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar 8,1 persen.

IMF menganggap tajamnya penurunan pertumbuhan ekonomi nasional Tiongkok tersebut disebabkan oleh kebijakan nol COVID-19.

Kebijakan tersebut berbuntut pada penguncian wilayah (lockdown) di beberapa kota, termasuk Shanghai dan Beijing, kota penyangga ekonomi utama Tiongkok.

"Hanya ketika pandemi dapat dikendalikan, maka ekonomi dapat distabilkan," kata Maosaat menanggapi pernyataan IMF tersebut.

Ketika semua hal dipertimbangkan, lanjut dia, langkah-langkah COVID-19 di Tiongkok telah bekerja paling efektif dan paling hemat biaya.

Ia menekankan bahwa ekonomi Tiongkok memiliki ketahanan yang kuat, potensi yang besar, dan fundamental ekonomi mampu menopang pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang sehat dalam jangka panjang.

Tahun 2022 di Tiongkok merupakan tahun politik. Partai Komunis Tiongkok (CPC) menggelar hajatan politik lima tahunan berupa kongres nasional yang digelar mulai Minggu (16/10).


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top