Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemberontakan di Filipina

Tentara Bentrok dengan Sisa Simpatisan ISIS

Foto : istimewa

Romeo Brawner

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Tentara Filipina diwartakan telah bentrok dengan sisa-sisa pengikut kelompok militan Maute yang pro-Islamic State (ISIS) yang menguasai Kota Marawi di Filipina selatan selama lima bulan pada tahun lalu. Hal tersebut dikemukakan pihak Angkatan Darat Filipina pada Senin (18/6).

Kolonel Romeo Brawner, wakil komandan satuan tugas untuk wilayah Marawi, mengatakan pasukan keamanan melancarkan serangan-serangan udara dan darat di Provinsi Lanao del Sur pada Senin dalam usaha menumpas para pemberontak Maute dan pemimpin baru dari kelompok itu.

Brawner mengatakan ia tak dapat mengonfirmasi apakah ada korban jatuh dalam operasi-operasi militer di dua kota dekat Kota Marawi, yang sekarang sedang direhabilitasi dengan sebagian warga telah kembali ke rumah-rumah mereka.

"Pihak militer menyasar Abu Dar, yang diyakini pemerintah sebagai emir baru ISIS di Asia Tenggara," kata Brawner.

Namun, belum ada informasi secara independen yang memperkuat indikasi ISIS telah menunjuk Abu Dar sebagai pemimpin baru di kawasan itu.

Tahun lalu, tentara Filipina terlibat baku tembak berkepanjangan dengan kelompok Maute karena aparat mencoba menangkap Isnilon Hapilon, pemimpin Abu Sayyaf yang digadang sebagai emir ISIS di Asia Tenggara.Tak lama setelah bentrokan ini, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, langsung mendeklarasikan status darurat militer.

Kembali Bangkit

Para militan yang terinsipirasi ISIS menguasai bagianbagian selatan dari Kota Marawi pada Mei 2017, menaikkan kekhawatiran mengenai pengaruh kelompok ektremis itu di Asia Tenggara.

Pengepungan Marawi merupakan pertempuran terbesar di negara itu sejak Perang Dunia II, mengakibatkan sebanyak 350.000 warga meninggalkan daerah itu untuk menyelamatkan diri dan 1.100 orang terbunuh dimana sebagian besar korban berasal dari kelompok militan.

Tentara mengakhiri operasi tempur setelah merebut kendali di bagian timur Marawi pada Oktober, dan telah mengubah fokusnya ke bagian-bagian lain di pulau tersebut tempat para militan lain pro-ISIS beroperasi.

Namun, setelah itu sejumlah pejabat mengatakan bahwa sisa militan Maute yang berhasil kabur mulai kembali bangkit untuk menyatukan kekuatan untuk melakukan serangan baru. Militer dan pakar keamanan mengatakan para militan yang meloloskan diri dari Marawi merekrut para petempur menggunakan uang tunai, emas, dan perhiasan, hasil penjarahan yang bernilai puluhan juta dollar AS.

Ant/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top