Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tenaga Kesehatan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Foto : ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww

Petugas kesehatan mengukur tekanan darah warga sebelum mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 di Sentra Vaksinasi COVID-19 di Gelanggang Remaja Pulogadung, Jakarta, Sabtu (6/11/2021). Menurut data Satgas COVID-19, per tanggal 5 November 2021 pukul 12.00 WIB, Indonesia mencatat 204.913.735 suntikan dosis vaksin COVID-19 dengan rincian 123.824.199 suntikan dosis pertama, 77.687.838 suntikan kedua, serta 1.156.371 suntikan ketiga bagi tenaga kesehatan.

A   A   A   Pengaturan Font

Setiap tanggal 10 November, Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Penetapan Hari Pahlawan pada 10 November diambil dari pertempuran Indonesia melawan Sekutu di Surabaya pada 10 November 1945. Pertempuran merupakan yang terbesar di Indonesia setelah masa kemerdekaan.

Pertempuran dipicu insiden pengibaran bendera merah putih biru (bendera Belanda) di Hotel Yamato (kini Hotel Majapahit). Hal itu membuat Pemuda Surabaya marah dan menilai Belanda hendak berkuasa kembali di Indonesia dan menghina kedaulatan Indonesia. Pemuda Surabaya kemudian merobek warna biru bendera yang berkibar, hanya menyisakan bendera merah dan putih, yaitu bendera Indonesia.

Banyak Pemuda Surabaya yang gugur dalam peristiwa tersebut. Untuk mengenang mereka yang gugur dan sebagai bentuk pengingat agar masyarakat Indonesia bisa terus mempertahankan negara dari segala macam ancaman, tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

Jika pada awal kemerdekaan ancaman terbesar Bangsa Indonesia adalah datangnya kembali penjajah maka pada zaman sekarang ancaman yang datang lain lagi bentuknya. Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam akun sosial media resmi miliknya pada tanggal 10 November mengajak masyarakat untuk berani bangkit dari masa sulit akibat pandemi Covid-19. Mereka yang berani berjuang melawan Covid-19 adalah juga pahlawan seperti layaknya para pahlawan dahulu yang tak gentar maju ke medan perang melawan penjajah.

Jika sebelumnya kita mengenal Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa karena perannya yang besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa berharap imbalan berlebih, kini gelar tersebut berlaku juga untuk tenaga kesehatan. Di masa pandemi Covid-19, tenaga kesehatan seperti paramedis, dokter, apoteker, tenaga farmasi, tenaga administrasi rumah sakit, maupun pengemudi ambulan adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka bertaruh nyawa, berjibaku tanpa kenal lelah menangani pasien Covid-19.

Ratusan dokter harus berakhir hidupnya karena perjuangannya menangani pasien Covid-19. Belum lagi tenaga kesehatan lainnya. Mereka harus bekerja meski dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang membuat mereka kegerahan di dalam ruangan dingin rumah sakit. Karena itu, tidak rela rasanya jika insetif yang tidak seberapa besar yang menjadi hak mereka, tertunda atau telat dibayarkan dengan alasan apapun.

Melihat begitu pentingnya peran tenaga kesehatan di masa pandemi, sangat tepat jika pemerinta memprioritaskan pemberian vaksin ke kelompok mereka. Bahkan pemerintah pun telah memberi kesempatan pertama kepada tenaga kesehatan untuk mendapat suntikan ketiga vaksin sebagai booster.

Karena itu tidak berlebihan pula jika dalam menyambut Hari Pahlawan ini, PT KAI membagikan voucher tiket kereta api jarak jauh secara gratis kepada tenaga kesehatan, guru, dan veteran.

Di tahun ini pun Presiden telah memberikan kepada 258 tenaga kesehatan, terdiri dari 105 dokter dan 153 perawat dan tenaga kesehatan lainnya berupa Bintang Jasa Pratama. Kemudian 67 tenaga kesehatan, terdiri dari 9 dokter dan 58 perawat dan tenaga kesehatan lainnya berupa Bintan Jasa Nararya. Seperti guru dan profesi lainnya yang berjuang tanpa pamrih, memang tidak salah tenaga kesehatan adalah pahlawan tanpa tanda jasa.


Redaktur : Koran Jakarta
Penulis : Koran Jakarta

Komentar

Komentar
()

Top