Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Asia

Temuan Simbol di Gua Madagaskar Tegaskan Hubungan Kuno dengan Kalimantan

Foto : David Burney/The Conversation
A   A   A   Pengaturan Font

Telah lama terkonfirmasi bahwa masyarakat, bahasa, dan budaya Madagaskar berakar pada hubungan kuno dengan Kalimantan yang jaraknya sangat jauh. Yang terbaru tim peneliti menemukan simbol yang biasa ada di Kalimantan di sebuah gua di Madagaskar yang diperkirakan berusia sekitar 2.000 tahun.

Dalam tulisannya di The Conversation, David Burney, seorang profesor di Paleobiologi Konservasi, Kebun Raya Tropis Nasional, dan guru besar tamu di Universitas Hawaii menulis tentang hubungan antara Kalimantan dan Madagaskar di masa lalu.

"Saya adalah bagian dari tim yang menemukan dan mendeskripsikan harta karun kuno ini. Ini adalah seni bergambar pertama yang menggambarkan gambar alam dengan figur mirip manusia dan hewan, yang dapat dilihat di pulau tersebut," tulis dia.

Menurut dia, sampai saat ini, gambar yang ada pada dinding gua di Madagaskar itu, hanya mewakili dari sedikit situs dengan simbol-simbol. Penemuan dramatis ini mengandung beberapa kejutan, termasuk petunjuk adanya hubungan budaya yang luar biasa.

Pertama, pemandangan yang digambarkan dalam beberapa kasus berhubungan langsung dengan motif keagamaan Mesir dari periode Ptolemeus (300-30 SM). Kedua, kesimpulan lain dari simbol dan tulisan di dinding menunjukkan hubungan dengan dunia Etiopia dan Afro-Arab.

Terakhir, simbologi dan motif yang lazim membangkitkan gaya seni gua Kalimantan yang berusia dua milenium. Kejutan tambahan lainnya, setidaknya tiga hewan Madagaskar yang telah punah (diperkirakan telah punah selama berabad-abad) seperti lemur sloth raksasa, burung, gajah, dan kura-kura raksasa, telah tergambarkan.

Telah lama diyakini dan bukti telah mengkonfirmasi bahwa masyarakat, bahasa, dan budaya Madagaskar berakar pada hubungan kuno yang jauh dengan Kalimantan, sebuah pulau di Asia tenggara. Hal ini dikombinasikan dengan pengaruh kuat dari benua Afrika bagian timur.

Namun, siapakah orang Madagaskar pertama, kapan mereka tiba, dan apa yang mereka lakukan setelah itu? Semuanya ini menurut dia merupakan topik yang hangat diperdebatkan.

"Meskipun temuan kami bersifat spekulatif, informasi apa pun yang mungkin diperoleh dari bukti Gua Andriamamelo sangat menarik untuk rekonstruksi sejarah awal Madagaskar," ucap Burney yang menerima dana dari National Geographic Society untuk penelitian lapangan yang mengarah pada penemuan ini.

Koneksi Luar

Kelompok penelitian Burney, melibatkan ilmuwan Madagaskar dari institusi lokal, dan spesialis dari Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Mereka mengunjungi lokasi di dekat Desa Anahidrano di tepi barat laut kawasan lindung Beanka seluas 17.100 hektare pada tahun 2013.

Timnya menghabiskan beberapa hari untuk merekam gambar, mensurvei dan memetakan seluruh gua, mencari situs arkeologi terkait, dan mewawancarai penduduk desa setempat mengenai seni tersebut. Namun, diperlukan waktu beberapa tahun untuk menelusuri literatur dan arsip museum yang relevan untuk memastikan keunikan dan signifikansi dari apa yang kami temukan.

"Kami membuat salinan digital dan gambar tangan dari 72 objek seni gua. Ini digambar dengan pigmen hitam dan mencakup 16 hewan, enam bentuk manusia, dua bentuk hibrida manusia-hewan, dua desain geometris, 16 contoh simbol berbentuk M, dan banyak pola serta bentuk tidak jelas lainnya," ungkap Burney.

Koneksi Mesir diisyaratkan dalam delapan gambar utama, termasuk elang (Horus), dewa berkepala burung Thoth, dewi burung unta Ma`at dan dua sosok manusia-hewan yang mirip dengan Anubis, sosok dewa Mesir kuno yang biasanya digambarkan sebagai pria berkepala anjing.

Huruf M yang tergambar ada di mana-mana dan misterius memerlukan penjelasan. Setelah mencari banyak abjad yang relevan, timnya menyarankan bahwa ini adalah pasangan yang cocok hanya untuk satu huruf, huruf hawt dalam alfabet Amharik Etiopia kuno, dilafalkan ha.

Namun yang mengejutkan, tim juga menemukan simbol ini pada seni gua di Kalimantan yang diperkirakan berusia sekitar 2.000 tahun, dan tidak ditemukan pada seni gua atau dinding cadas lain di kawasan Indo-Pasifik. Dalam beberapa bahasa Austronesia (rumpun bahasa beragam yang terbentang dari Madagaskar di barat hingga Hawaii dan Rapa Nui di Pasifik), kata ha adalah istilah untuk "nafas kehidupan".

Semua kemungkinan hubungan ini mengingatkan bahwa masyarakat, bahasa, dan budaya Madagaskar bersifat sinkretis atau percampuran elemen-elemen, dengan memadukan pengaruh Afrika dan Asia. Hal inilah yang menghasilkan masyarakat Madagaskar yang unik.ç

Dari karya seni itu tidak ada simbolisme Kristen, Muslim atau Hindu yang digambarkan. Tidak ada juga motif yang relatif modern seperti alfabet Latin, mobil, pesawat terbang atau bendera. Bahkan zebu (sapi) yang ada di mana-mana di Madagaskar,dan menjadi simbol budaya terpenting selama seribu tahun terakhir atau lebih.

Sulit untuk mengetahui secara pasti kapan seni gambar-gambar ini dibuat. Penanggalan langsung gambar di gua ini sangat sulit dilakukan dan hal ini terbukti karena pigmen hitam terbuat dari mineral anorganik gelap dengan hanya sedikit komponen arang yang dapat kita gunakan untuk penanggalan radiokarbon.

"Kehadiran hewan-hewan yang punah dan kurangnya motif modern serta alfabet yang digunakan di Madagaskar modern, sangat bertentangan dengan gagasan tentang asal usul seni ini," jelas Burney.

Ia dan timnya menduga karya seni tersebut berusia sekitar 2.000 tahun berasal dari zaman Cleopatra atau sebelumnya, berdasarkan motif keagamaan. Jika benar maka hal ini luar biasa dan berguna untuk diketahui karena dapat memberikan bukti siapa yang menjajah Madagaskar dan kapan. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top