Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik AS I Presiden AS Klaim Bisa Ambil Langkah Darurat Tanpa Persetujuan Kongres

Tembok Pemisah Tetap Dibangun

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tarik menarik antara Partai Republik dan Partai Demnokrat masih terjadi terkait pembahasan shutdown.

Camp David - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih bersikukuh menuntut pendanaan pembangunan dinding pemisah di perbatasan AS-Meksiko. Dia mengklaim telah mendapat dukungan yang luar biasa dalam kampanye 2016 lalu terkait masalah yang telah menyebabkan sebagian pemerintahan federal tutup hingga tiga minggu.

"Kita harus membangun tembok. Ini tentang keamanan keamanan negara kita," kata Trump kepada wartawan saat meninggalkan Gedung Putih menuju tempat peristirahatan kepresidenan di Camp David, Minggu (6/1).

Trump kembali memperingatkan bahwa dia diperkenankan mengambil langkah darurat untuk membangun tembok itu tanpa persetujuan kongres.

"Saya dapat mendeklarasikan keadaan darurat nasional, tergantung pada apa yang akan terjadi selama beberapa hari ke depan," katanya.

Seorang tokoh Partai Demokrat di DPR, Adam Schiff, langsung menentang gagasan soal keadaan darurat nasional. Dia memberi catatan, Mahkamah Agung pernah menolak gagasan serupa dari mantan presiden Harry Truman, untuk menasionalisasi industri baja, dan mengakhiri pemogokan buruh selama Perang Korea."Jadi itu nonstarter. Mencari tahu bagaimana dia meloloskan diri dari sudut itu," kata Schiff pada CNN.

Kebuntuan terjadi antara pemerintah AS dengan anggota parlemen terkait pendanaan dinding di perbatasan sebesar 5,6 miliar dolar AS. Sementara itu Partai Demokrat di Senat telah menawarkan paket pendanaan sebesar 1,3 miliar dolar AS untuk mengakhiri penutupan sebagian pemerintah federal yang telah terjadi sejak 22 Desember 2018.

Jumat lalu, Trump mengatakan kebuntuan itu bisa berlangsung selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.

Penutupan tersebut telah menyebabkan sekitar 800 ribu pegawai federal dirumahkan, atau bekerja tanpa dibayar. Sejumlah besar kontraktor federal juga belum mendapat pembayaran akibat penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah AS itu.

Pembicaraan untuk mengakhiri penutupan akan dilanjutkan di kantor Wakil Presiden Mike Pence, Minggu (6/1) , sehari setelah dia bertemu dengan perwakilan Partai Demokrat, Chuck Schumer dan Nancy Pelosi. Trump mengindikasikan, pembicaraan yang berlangsung selama akhir pekan itu belum menghasilkan kemajuan. "Akan ada pembicaraan yang sangat serius pada hari Senin, Selasa, dan Rabu," ujarnya.

Demokrat Bergeming

Trump kembali menklaim bahwa banyak pegawai federal cuti "100 persen" setuju dengan tuntutannya, dan dia juga mendapat dukungan luar biasa dari Partai Republik. Namun Partai Demokrat yang sekarang menguasai DPR, belum menunjukkan itikad untuk membuat konsesi soal dinding perbatasan yang digambarkan Pelosi sebagai tindakan yang tidak bermoral.

"Apabila presiden tidak peduli terhadap kebutuhan masyarakat yang tidak terpenuhi, hak gaji pegawai negeri, atau kita dapat melakukan diskusi yang sah, maka kita memiliki masalah," kata Pelosi dalam sebuah wawancara, mencerminkan perbedaan yang mendalam di Washington.

Penjabat kepala staf Gedung Putih, Mick Mulvaney, mengatakan bahwa negosiator Partai Demokrat tampaknya telah menyatakan dalam pertemuan Sabtu lalu, "untuk berhenti." Baik Partai Demokrat maupun Partai Republik saling menyalahkan pihak lain atas penutupan terjadi, menjadi ritual politik unik yang mengganggu sistem politik di AS. "Demokrat mengira telah memenangkan pertempuran secara politis, dan mereka bersemangat karena mereka pikir presiden membayar harga secara politis. Sangat disayangkan," kata Mulvaney, Minggu (6/1). AFP/SB/AR-3

Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top