Teknologi Pertanian Intensif yang Bekelanjutan
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana PutraTeknologi pertanian digital berperan dalam merevolusi proses guna mendapat pertanian intensif yang berkelanjutan. AgriTech membantu pengelolaan tanaman, pengendalian hama, peningkatan kualitas, dan pengendali penyakit dengan lebih baik.
Saat ini terdapat beberapa teknologi pertanian (agritech) yang dapat membantu petani memperoleh produktivitas tinggi. Dia bisa membantu produktivitas sektor pertanian terutama buah dan sayur. Berikut ini beberapa teknologi pertanian yang menonjol menurut laman Croptraker.
Orang-orangan Sawahdari Laser
Bagi petani, burung tertentu menjadi hama. Perjuangan petani untuk mengusir burung telah dilakukan sejak zaman nenek moyang . Contoh dengan orang-orangan sawah atau orang Jawa mengenalnya dengan "memedi sawah." Di Amerika Serikat burung jalak, burung hitam, dan burung gagak dapat menghancurkan hingga 75 persen tanaman dalam waktu 48 jam, jika tidak diusir.
Petani di sana telah mencoba berbagai cara mulai dari membuat orang-orangan sawah (scarecrows) hingga meriam propane. Sayang, semua tidak efektif. Hal ini karena orang-orangan sawah hanya menakutkan burung di awal.
Baru-baru ini, peneliti University of Rhode Island menemukan cara mengusir burung-burung dari lahan pertanian dengan bantuan sinar laser hijau yang tidak terlihat oleh manusia pada siang hari. Ini cukup sensitif bagi burung.
Caranya, laser hijau dipancarkan dari panah otomatis untuk mengejutkan burung hingga terbang ke tempat lain. Penggunaan laser hijau dilakukan dengan memanfaatkan tenaga surya dan sistem penargetan otomatis pada burung. Dari implementasi yang dilakukan laser ini bisa mencegah hingga 90 persen kerugian.
Pemantauan dan Pengelolaan
Pertanian presisi melibatkan banyak pengumpulan dan pengelolaan data yang kadang membosankan dan rentan salah. FarmBeats menawarkan teknologi presisi dengan mengumpulkan data lewat berberapa peralatan seperti sensor, drone, satelit, dan traktor.
Teknologi ini bekerja secara seketika (real-time) dengan memasukkannya ke dalam model analisis berbasis cloud untuk memberikan gambaran rinci tentang kinerja pertanian saat itu. Aplikasi lain seperti Agrocares dapat membantu petani secara efisien memantau dan menganalisis kesuburan tanah seperti nutrisi, pakan, daun, serta konten serangga.
Data yang tersaji secara cepat dapat memberikan rekomendasi manajemen untuk menyederhanakan aliran proses pertanian. Sama seperti FarmBeats, inovasi Agrocares menggunakan teknologi berbasis cloud yang memungkinkannya berjalan secara real-time.
Kontrol Kualitas Panen
Dipelopori oleh perusahaan piranti lunak pertanian Croptracker, teknologi Harvest Quality Vision (HQV) adalah teknologi baru yang menyederhanakan proses panen buah dan sayuran dengan meniadakan inspeksi secara manual. Umumnya, buah yang dipanen tidak dilakukan pemilihan sebelum penyimpanan.
Dirilis tahun ini, HQV menggunakan pemindai terkomputerisasi untuk menangkap dan menentukan kualitas tanaman. Alat pemilahan ini menggunakan sensor kamera untuk menilai hasil panen. Peyortiran buah dengan alat ini diklaim akan lebih baik karena tanpa campur tangan manusia atau mesin.
Perangkat lunak HQV akan mengingatkan jika terdapat penyakit, cacat, dan kekurangan kuantitas serta kuantitas sehingga petani dapat memperbaiki tindakan di awal proses panen. HQV membantu petani menghasilkan tanaman yang lebih konsisten dengan kualitas lebih tinggi, yang meningkatkan pendapatan pertanian.
RFID untuk Pelacakan
Radio Frequency Identification (RFID) yang biasanya dipakai untuk sensor pembayaran kali ini dimanfaatkan untuk otomasi sektor pertanian. RFID sendiri adalah metode yang diidentifikasi menggunakan gelombang radio sebagai media transmisi dalam mendeteksi data.
Pada AgriTech, RFID dipakai untuk membaca semacam barcode. Teknologi ini memang bisa membaca tanpa harus melakukan pemindaian dari jarak dekat. Berbeda dengan barcode, RFID juga dapat diprogram ulang dan dapat menampung hingga 2KB data, termasuk informasi seperti lokasi, tanggal, dan waktu.
Perusahaan Croptracker telah memanfaatkan teknologi RFID pada waktu proses panen, penyimpanan, dan pengemasan tanaman. Hal ini mengurangi kesalahan data melalui otomatisasi dan memungkinkan untuk pelacakan yang ditingkatkan dan manajemen penarikan cepat ketika diperlukan.
Teknologi RFID menghilangkan risiko kesalahan manusia yang mahal selama proses panen hingga pengemasan. Dengan demikian, kualitas produk akan terjaga. Akhirnya akan melahirkan loyalitas dan kepercayaan pelanggan.
Akurasi Posisi
Real-Time Kinematic (RTK) adalah teknologi baru yang digunakan untuk meningkatkan akurasi sinyal GPS. Dengan memanfaatkan alat koreksi ini, mesin GPS dapat memperbaiki posisi antena dalam jarak 1 hingga 2 cm.
Bagi pertanian, RTK melibatkan pengukuran fase pembawa sinyal satelit. Kemudian tunduk pada beberapa metode statistik canggih untuk menyelaraskan fase sinyal-sinyal ini guna menghilangkan sebagian besar kesalahan jenis GPS normal.
Untuk pertanian, RTK meningkatkan pelacakan GPS atau satelit dengan penerima stasioner di lapangan untuk memprediksi hasil dan biaya pertanian yang lebih akurat. Teknologi ini sedang diterapkan untuk survei tanah sebagian besar sekarang dengan tujuan menyelaraskan kepadatan tanaman terbaik dan rencana perawatan dengan tanah yang ditanam.
hay/G-1
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Haryo Brono
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Sekjen PDIP Hasto Tegaskan Kepemimpinan Risma dan Gus Hans di Jawa Timur Lebih Berakar pada Prestasi
- 2 Pasangan RIDO dan Pramono-Rano Bersaing Ketat di Pilkada DKI Jakarta
- 3 Sekjen PDI Perjuangan Hasto Ingatkan Tambang Emas Rawan Disalahgunakan Pilkada Jember
- 4 Petembak Bekasi Lolos Seleksi Olimpiade Remaja 2026
- 5 Kemendes Petakan Potensi Desa untuk Pasok Pangan Makan Bergizi Gratis
Berita Terkini
- Produsen Jepang Gunakan Teknologi Canggih untuk Jenis Ban Baru
- Wirausahawan Muda Butuh Ikut Pelatihan
- V BTS Berkolaborasi dengan Bing Crosby Melalui Single White Christmas
- Transaksi Makin Nyaman, Bank Mandiri Hadirkan Layanan Verifikasi Bank Garansi
- NCT Dream Buka Pop-Up Store untuk Menyambut Comeback