Teknologi AI Bikin Tom Hanks Terlihat Lebih Muda di Film Barunya 'Here'
Tom Hanks.
Foto: BarronsLOS ANGELES - Tom Hanks memuji penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang "menakjubkan" untuk meremajakan dirinya "secara langsung" di lokasi syuting film "Here".
Film "Here" yang akan tayang di bioskop pada hari Jumat (1/11), dibintangi Tom Hanks dan Robin Wright sebagai sepasang suami istri yang berjuang menjaga keluarga mereka tetap bersama melalui kelahiran, pernikahan, perceraian dan kematian, selama beberapa dekade, bahkan beberapa generasi.
Hanks memerankan karakternya dari seorang remaja yang idealis, melewati berbagai tahap masa muda dan paruh baya, hingga menjadi pria tua yang lemah.
Namun, alih-alih hanya mengandalkan tata rias, para pembuat film bekerja sama dengan studio AI Metaphysic untuk menciptakan alat bernama Metaphysic Live, guna meremajakan dan "menuakan" para aktor.
Teknologi ini bekerja sangat cepat sehingga Hanks dapat langsung menonton penampilannya yang "dipalsukan" setelah setiap adegan.
"Hal yang menakjubkan tentang hal itu adalah hal itu terjadi secara langsung," kata Hanks.
"Kita tidak perlu menunggu delapan bulan pascaproduksi. Ada dua monitor di lokasi syuting. Satu adalah umpan aktual dari lensa, dan yang lainnya hanya beberapa nanodetik lebih lambat, dari kami yang 'dibuat-buat'.
"Jadi kita bisa melihat diri sendiri secara langsung, saat itu juga."
Meningkatnya penggunaan AI dalam film termasuk film "Here" telah memicu kekhawatiran besar di Hollywood, di mana para aktor tahun lalu melakukan aksi mogok kerja, antara lain karena ancaman teknologi tersebut terhadap pekerjaan dan industri mereka.
Hanks mengakui kekhawatiran tersebut saat berdiskusi dengan sutradara Robert Zemeckis di AFI Fest akhir pekan lalu di Hollywood, dan mengatakan "banyak orang" khawatir tentang bagaimana hal itu akan digunakan.
"Mereka mengambil 8 juta gambar kami dari web. Mereka mencari foto-foto kami di setiap era yang pernah kami lalui -- setiap acara yang kami rekam, setiap film, setiap foto keluarga yang mungkin ada di mana saja," jelas Hanks.
"Dan mereka memasukkannya ke dalam kotak -- apa itu, 'teknologi deepfake,' apa pun sebutannya."
Sinematik
Penggunaan AI bukan satu-satunya prestasi teknologi yang tidak biasa di FILM "Here."
Film ini sepenuhnya direkam dari satu kamera statis, yang sebagian besar ditempatkan di sudut ruang tamu rumah di pinggiran kota AS.
Pemirsa kadang-kadang melihat sekilas ruang geografis yang sama sebelum rumah itu dibangun, saat aksi berpindah maju mundur ke masa kolonial dan pra-kolonial -- atau bahkan lebih awal.
"Here" didasarkan pada novel grafis karya Richard McGuire, yang menggunakan konsep yang sama.
"Itu harus sesuai dengan gaya buku, dan itulah mengapa tampilannya seperti itu," kata Zemeckis kepada AFP.
"Film ini berhasil di level yang tidak saya duga. Film ini memiliki keintiman yang sangat kuat, dan dengan cara yang luar biasa, film ini sangat sinematik."
Namun, penggunaan AI dalam film inilah yang paling menarik perhatian.
AI juga menjadi inti dari film yang sangat berbeda di AFI Fest -- "Wallace & Gromit: Vengeance Most Fowl," film terbaru untuk karakter stop-motion Inggris yang dicintai.
Saat Wallace membuat "kurcaci pintar" untuk mengurus tugas-tugasnya, anjing setianya Gromit segera mencium adanya bahaya.
Begitu Feathers McGraw -- penguin jahat yang diperkenalkan kepada penonton dalam film pendek tahun 1993 "The Wrong Trousers" -- terlibat, teknologinya berubah menjadi jahat.
AI menjadi "perpecahan antara Wallace dan Gromit," jelas salah satu sutradara Merlin Crossingham.
"Itu adalah sentuhan yang sangat ringan, meskipun itu adalah subjek yang sangat serius," katanya.
Jika "kita dapat memicu lebih banyak percakapan intelektual dari petualangan konyol kita dengan Wallace dan Gromit, maka itu bukanlah hal yang buruk."
Film itu sendiri tidak menggunakan AI.
"Kami tidak melakukan itu dan kami tidak akan melakukan itu," kata Crossingham, yang mendapat tepuk tangan meriah dari penonton Hollywood.
"Vengeance Most Fowl" akan disiarkan pada Hari Natal di Inggris Raya dan Irlandia, sebelum ditayangkan secara global di Netflix mulai 3 Januari.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
Berita Terkini
- Dishub Kota Medan luncurkan 60 bus listrik baru Minggu
- Pelatih Persija nilai pemainnya kurang antisipasi skema gol Persebaya
- Pemkab Bantul sebut pelaku usaha perikanan adalah pahlawan pangan
- Kasdam Brigjen TNI Mohammad Andhy Kusuma Buka Kejuaraan Nasional Karate Championship 2024
- BNI Kantongi Gold Rank ASRRAT 4 Tahun Berturut-turut