Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bajak Laut

Tekanan kepada Pemerintah untuk Akhiri Perompakan

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

D

i benua Amerika pembajakan sangat marak. Pelabuhan New Providence di New Providence Island di Bahama mengambil alih dari Tortuga sebagai basis utama bajak laut di kawasan itu. Pulau kecil mencapai puncaknya sebagai surga bajak laut dari tahun 1670-an.

Mereka awalnya adalah para bajak laut yang diusir dari perairan Jamaika dan kemudian, sekitar 1713, mereka hadir di sana dan menyerang siapa pun yang mereka sukai tanpa memandang kebangsaan. Ada pelabuhan yang bagus, dan banyak air tawar, daging, kayu, dan buah-buahan di pulau itu.

Dengan kota utamanya disebut Nassau pada 1695 melahirkan perompak kelas kakap. Bajak laut itu adalah Blackbeard, Jack Rackham, Benjamin Hornigold, dan Samuel Bellamy, menggunakan pulau itu sebagai pangkalan.

Secara total, ada sekitar 600 perompak yang berlayar dari Nassau yang menyerbu perkapalan dan pelabuhan dari Karibia ke Maine. Dari 1718, Gubernur Woodes Rogers (1679-1732), musuh setia pembajakan, membangun kembali benteng tersebut dan menempatkan meriam di titik-titik strategis di pelabuhan untuk menangkal bajak laut yang berpikir untuk kembali.

Namun wilayah Port Royal menjadihotspotutama bajak laut pada paruh kedua abad ke-17. Letaknya sangat jauh dari otoritas di London sehingga pejabat di pulau itu lebih pragmatis. Keunggulannya lainnya adalah memiliki pelabuhan yang tenang terlindungi secara alami dari badai, di samping mampu menampung hingga 500 kapal dan lokasi yang strategis tepat di tengah jalur pelayaran Karibia-Amerika.

Bajak laut seperti Sir Henry Morgan, yang berulang kali menyerang kapal Spanyol dan pelabuhan kolonial, bermarkas di Jamaika. Morgan bahkan diangkat menjadi gubernur pada 1675. Port Royal dibanjiri barang dan kekayaan, begitu banyak sehingga seorang penulis kontemporer menggambarkannya memiliki lebih banyak uang daripada London.

Port Royal pada 1680, kemakmuran dibuktikan dengan kehadiran lebih dari 100 bar. Ada juga begitu banyak rumah judi dan rumah pelacuran sehingga seorang pendeta yang berkunjung menggambarkan Port Royal menurut Terry Breverton dalam bukuNautical Curiosities(1672) sebagai "Sodom Dunia Baru" karena terkenal akan pesta pora.

Pendeta bahkan tidak ingin tinggal di sana, ia kembali ke Inggris dengan menumpang kapal yang sama ketika ia baru saja tiba. "Karena mayoritas penduduknya terdiri dari bajak laut, bajingan, pelacur dan beberapa orang paling keji di seluruh dunia, saya merasa keabadian saya tidak ada gunanya," tulis Breverton.

Pada 1681 otoritas Jamaika akhirnya melarang pembajakan, dan para perompak pindah ke surga lain seperti New Providence. Port Royal hancur pada 7 Juni 1692 oleh kombinasi gempa bumi dan tsunami. Beberapa ribu orang tewas dalam bencana tersebut.

Setelah beberapa bagian wilayah Port Royal tenggelam selamanya ke laut karena dampak gempa bumi tempat ini dikenal dengan penggantungan perompak. Selanjutnya beroperasi sebagai pangkalan angkatan laut Inggris.

Pulau Providence, alias Isla de Providencia, dan Santa Catalina yang bertetangga adalah pulau-pulau di lepas pantai Amerika tengah yang digunakan oleh para perompak karena lokasinya yang strategis tepat di tengah jalur pelayaran dari Kuba ke Venezuela. Pulau Providence memiliki pelabuhan yang bagus, dengan tebing yang tinggi.

Upaya memerangi pembajakan kapal dilakukan ketika pihak berwenang ditekan oleh bisnis dan pemilik kapal yang sah. Pemerintah Inggris kemudian menutup surga seperti New Providence pada 1718. Akhirnya para perompak di Karibia menjadi jauh lebih sulit karena tidak ada tempat untuk menjual barang curian.

Pemerintah Inggris sangat prihatin bahwa pembajakan begitu merajalela sehingga mengusir pemukim yang jujur dari koloninya. Pada 1710-an, Gubernur kolonial seperti Woodes Rogers di Bahama dikirim dari London secara khusus untuk memberantas pembajakan di yurisdiksi mereka.

Gelombang baru gubernur di Karibia dan koloni di pantai timur Amerika utara menggunakan "wortel" dan "tongkat" untuk menggambarkan pendekatan lunak dan keras untuk mencapai tujuan mereka. "Tongkat" itu berupa kapal perang angkatan laut, informan, dan jerat algojo. Sedangkan "wortel" adalah pengampunan kerajaan dari Raja George I dari Inggris Raya (r. 1714-1727) dan janji tanah dan pekerjaan di koloni. Banyak perompak menerima pengampunan.

Di Samudra Hindia,Perusahaan Hindia Timur Inggris memberantas gubernur yang korup. Akhirnya para perompak, penyelundup yang kaya menginvestasikan keuntungan mereka dalam bisnis dan perkebunan yang sah.ν hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top