Tekanan Eksternal Menguat

Jakarta - Kinerja rupiah terhadap dollar AS diperkirakan mulai berbalik arah setelah hingga pertengahan pekan ini terapresiasi. Situasi terbaru geopolitik dan sinyalemen agresivitas kenaikan bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed) bakal membebani kinerja rupiah ke depan.

"Pelaku pasar masih berhati-hati di tengah meningkatnya kekhawatiran perang Russia-AS di Suriah. Dalam situasi ini pasar menahan diri dan menempatkan dananya pada mata uang safe haven seperti dollar AS," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, kemarin.

Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar uang memanfaatkan momentum untuk mengakumulasi dollar AS setelah rilis risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) lebih hawkish terhadap suku bunga acuannya. Dia menambahkan, seiring dengan sinyal The Fed yang hawkish, pejabat The Fed sepakat untuk merevisi proyeksi angka pertumbuhan produk domestik bruto dari 2,5 persen menjadi 2,7 persen pada 2018.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (12/4) sore, melemah 19 poin dari sehari sebelumnya menjadi 13.769 rupiah per dollar AS.

Ant/E-10