Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tekan Angka Putus Sekolah Tingkat SD dengan Bantuan Pendidikan

Foto : Istimewa

PT Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM) mengumumkan pemberian Program Bantuan Dana Pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) senilai 2 miliar rupiah

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Data dari Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemdikbudristek dalam Statistik dan Indikator Pendidikan Berwawasan Gender menyebutkan dari jumlah anak putus sekolah pada tahun ajaran 2022/2023 sebesar 76.834 orang. Dari jumlah ini siswa putus sekolah tingkat SD mencapai 40.623 orang, disusul tingkat SMP 13.716 orang, tingkat SMA 10.091 orang, dan tingkat SMK 12.404 orang.

Prof. Dr. Seto Mulyadi, M.Si., Psikolog atau yang akrab disapa Kak Seto selaku Ketua Umum LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia) memaparkan, jumlah Angka Putus Sekolah (APS) didominasi tingkat SD. Padahal, jenjang pendidikan dasar bagi seorang anak merupakan tahap krusial dan sangat berpengaruh bukan hanya pada perkembangan akademis, tetapi juga pembentukan pribadi anak.

"Sekolah tingkat SD Ini menjadi kunci pada berbagai aspek perkembangan dalam membentuk wawasan dan kemampuan dasar yang diperlukan anak untuk fase kehidupan selanjutnya," ujarnya dia Jakarta Rabu (5/6).

Guna membantu anak agar tidak putus sekolah, dalam perayaan yang ke-70 tahun, PT Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM), meluncurkan Program Bantuan Dana Pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) bagi 70 anak Generasi Maju Indonesia dari berbagai daerah di Indonesia. Program ini senilai 2 miliar rupiah ini diklaim sejalan dengan visi pemerintah dalam membangun Generasi Emas 2045.

Direktur Sekolah Menengah Pertama dari Kemendikbudristek, Drs. I Nyoman Rudi Kurniawan, M.T, menurutkan saat ini kondisi pendidikan di Indonesia masih mengalami krisis pembelajaran. Menurut Asesmen Nasional (AN) 2021 menunjukkan bahwa Indonesia mengalami darurat literasi, hal ini ditunjukkan 1 dari 2 peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top