Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesepakatan Nuklir Iran

Teheran Tolak Proposal AS dan Prancis

Foto : AFP.ATT A KENARE

Hassan Rouhani

A   A   A   Pengaturan Font

Teheran - Presiden Iran, Hassan Rouhani, pada Rabu (25/4) menyatakan akan menolak segala bentuk usulan perubahan kesepakatan nuklir antara negaranya dengan negera-negara kekuatan dunia. Penolakan itu disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) dan Prancis, mengusulkan kesepakatan baru yang meliputi program misil Iran serta isu intervensi regional.

"Kami telah memiliki dan akan mempertahankan kesepakatan yang diteken pada 2015," kata Presiden Rouhani. Dalam kesepakatan nuklir Iran 2015, isinya disepakati bahwa program nuklir Iran harus dibatasi dengan imbalan pelonggaran sanksi.

Respons Presiden Iran itu disampaikan setelah keluar pernyataan dari Washington DC yang mengatakan bahwa Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, telah membuat usulan kesepakatan pembatasan yang lebih ketat terhadap Iran. Presiden Macron berada di AS untuk membujuk agar Presiden Trump tak meninggalkan kesepakatan nuklir Iran 2015.

Selain Prancis, sejumlah negara Eropa telah bertekad untuk mempertahankan kesepakatan niklir Iran 2015 dengan alasan bahwa masih berfungsi dan Teheran berkomitmen terhadap kesepakatan itu.

Ketua diplomat Uni Eropa, Federica Mogherini, bahkan menegaskan bahwa kesepakatan itu harus tetap dipertahankan. "Apapun yang terjadi di masa depan, kita lihat apa saja yang akan terjadi. Namun pastinya kesepakatan ini masih berlaku dan berfungsi serta patut dipertahankan," ucap Mogherini.

Pernyataan Mogherini didukung oleh Russia. Melalui juru bicara di Kremlin, Dmitry Peskov, Russia mengatakan sampai saat ini belum ada alternatif terbaik bagi menggantikan kesepakatan Iran 2015. "Kalaupun akan ada kesepakatan baru, Iran harus dilibatkan dalam pertemuan di masa yang akan datang,"kata Peskov.

Ancaman Iran

Tenggat perbaruan kesepakatan Iran akan berakhir pada 12 Mei mendatang. Jika tak diteken oleh AS, maka semua isi kesepakatan tak akan berlaku lagi. Sebelumnya Iran telah mengancam AS bahwa mereka akan kembali melanjutkan program nuklir jika Washington DC meninggalkan kesepakatan nuklir Iran 2015.

Dalam pernyataannya, Presiden Trump bersikeras bahwa kesepakatan itu sama sekali tak berguna. "Kesepakatan itu memiliki landasan yang rapuh. Sebuah kesepakatan yang buruk dan tak terstruktur. Kita lihat saja apa yang terjadi pada 12 Mei nanti," kata Presiden AS itu.
"Mereka (Iran) tak akan bisa mewujud ancamannya. Jika nekat melakukannya, maka mereka akan akan menghadapi masalah besar, jauh dari yang pernah mereka alami sebelumnya, Camkan itu," tegas Trump.

Setelah kunjungan Macron ke AS, giliran Kanselir Jerman, Angela Merkel, yang akan melobi Trump saat ia berkunjung ke Washington DC pada Jumat (27/4) esok. Misi Merkel sama dengan Macron yaitu membujuk agar Trump tak meninggalkan kesepakatan nuklir Iran 2015.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top