Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tatap Gelar Pertama

Foto : Afp.com

Mikel Arteta

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Mikel Arteta menegaskan bahwa memenangkan final Piala FA melawan Chelsea di Wembley, Sabtu (1/8), tidak akan menyelamatkan musim Arsenal. Namun, dengan merebut trofi hanya dalam peran pertamanya sebagai pelatih akan memperkuat kesan bahwa "The Gunners " kini memiliki orang yang tepat untuk berbenah.

Arteta memenangkan Piala FA sebagai kapten ketika Arsenal mengakhiri penantian trofi selama sembilan tahun pada 2014. Meskipun memenangkan kompetisi dua kali lebih banyak dalam enam tahun sejak itu, kondisi terus memburuk di Emirates sejak kepergian Arsene Wenger dua tahun lalu.

Arsenal memang mengalami peningkatan sejak penunjukan Arteta pada bulan Desember lalu. Sayangnya, The Gunner harus puas mengakhiri musim ini di posisi kedelapan, terburuk dalam 15 tahun terakhir.

"Bagi saya klub ini pantas mendapatkan yang terbaik dan kami harus berjuang untuk setiap gelar," ujar pelatih asal Spanyol itu tentang prospek trofi Piala FA dan tempat di Liga Eropa musim depan untuk menebus musim yang menyedihkan.

"Jelas setelah semua yang terjadi, jika kami mampu memenangkan final dan lolos ke kompetisi Eropa, kami bisa mengatakan tidak apa-apa. Tapi itu bukan level untuk klub ini," sambungnya.

Liga Europa mungkin kalah jauh dengan prestise Liga Champions, tetapi kegagalan untuk lolos ke kompetisi Eropa sama sekali untuk pertama kalinya sejak musim 1995-1996 akan menjadi pukulan lebih jauh bagi keuangan Arsenal yang sudah rapuh.

Gagal tampil di Liga Champions, The Gunners membukukan kerugian 27 juta pound (511 miliar rupiah) dalam musim 2018-2019. Itu untuk pertama kalinya dalam 17 tahun.

Meskipun menghasilkan hampir 40 juta pound dari hak siar televisi dan hadiah uang saat melaju ke final Liga Europa dan sebelum konsekuensi dari pandemi virus korona, staf dan pelatih klub menyetujui pemotongan gaji 12,5 persen.

Kemenangan atas Liverpool dan Manchester City dalam selang waktu empat hari awal bulan ini telah memberi Arteta banyak dukungan untuk terus bersama Arsenal. Tetapi masih ada pertanyaan tentang seberapa banyak yang bisa dia lakukan untuk mengembalikan kejayaan klub jika tidak didukung di bursa transfer.

"Kesenjangannya sangat besar," ujar Arteta setelah mengalahkan Liverpool meski hanya memiliki penguasaan bola 33 persen dan tiga tembakan ke arah gawang. "Kami tahu bagaimana membangun tim, tidak ada keajaiban. Kami perlu meningkatkan diri dengan pemain berkualitas dan perlu tim yang lebih kuat untuk bersaing dalam kompetisi ini," sambungnya.

Sebelum mengincar untuk merekrut pemain guna membangun kembali tim, Arsenal juga harus meyakinkan bakat luar biasa mereka untuk tetap bertahan. Pierre-Emerick Aubameyang hanya terpaut satu gol di belakang Jamie Vardy dalam persaingan perebutan Sepatu Emas Liga Inggris. Torehan dua golnya menyingkirkan City di semifinal Piala FA.

Mantan pemain depan Borussia Dortmund itu hanya memiliki satu tahun tersisa di kontraknya dan mengingat kesulitan keuangan Arsenal, akan masuk akal secara bisnis untuk menjualnya di bursa transfer musim panas ini. Hal itu bisa terjadi jika Aubameyang tidak dapat diyakinkan untuk memperpanjang kontraknya.

Motivasi Tinggi

Di sisi lain, pelatih Chelsea Frank Lampard juga menatap trofi pertamanya sebagai pelatih. Lampard menikmati empat kemenangan final Piala FA sebagai pemain Chelsea. Mendapatkan trofi pertama dalam karir kepelatihannya akan menjadi momen yang lebih signifikan bagi pria berusia 42 tahun itu.

Setelah membawa Chelsea ke Liga Champions musim depan melalui finis empat besar di Liga Inggris Lampard menuju laga final di Wembley dengan termotivasi.

Ini adalah bukti tangan dingin Lampard telah menunjukkan hasil dengan kembali mengkat Chelsea kembali disegani. Lampar yang baru memasuki musim kedua sebagai pelatih Chelsea telah mengeluarkan Chelsea dari pusara "kekacauan" dalam 12 bulan terakhir. ben/AFP/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top