Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Beras Mahal I Meskipun Mengimpor 500 Ribu Ton, Harga Beras Tetap Masih Tinggi

Tata Niaga Pangan Perlu Diperbaiki

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

"Artinya, upaya mengisi cadangan pemerintah perlu diputuskan pada 2017, ketika produksi turun, sehingga ketika terjadi gejolak harga pada 2018, pemerintah tinggal gelontorkan cadangannya," ujarnya kepada Koran Jakarta, Kamis (10/5).

Kendati banyak saran, di sisi lain pemerintah tetap yakin produksi gabah di tingkat petani masih tinggi, sehingga keputusan penguatan cadangan beras pemerintah itu tidak kunjung dilakukan. Itu baru diputuskan pada Januari lalu, padahal pada Oktober 2017 harga gabah sudah menembus 4.800-5.000 rupiah per kilogram (kg) jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP) Bulog yang sekitar 3.800 rupiah per kg.

Keengganan pemerintah mengoreksi data produksinya berdampak pada efektivitas impor beras sebanyak 500 ribu ton. Sayangnya, impor beras ternyata tidak mampu menurunkan harga beras hingga harga eceran tertinggi (HET) yang dipatok pemerintah.

"Tidak kunjung turunnya harga beras menunjukan stok benar-benar kosong ketika memasuk 2018. Panen yang dilakukan sejak awal 2018 tidak mampu menutupi defisit," tegas Dwi.

Dwi yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (ABD2TI) menyebutkan dari pengecekan di 19 kabupaten di Indonesia, impor beras sebanyak 500 ribu ton tidak mampu menurunkan harga. Ini mengindikasikan di daerah-daerah benar-benar terjadi kekosongan stok sebagai imbas dari kurangnya produksi pada 2017.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top