Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Fluktuasi Harga I Pemerintah Optimistis Inflasi 2019 Lebih Redah Ketimbang Tahun Lalu

Tarif Transportasi Pacu Inflasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kenaikan tarif angkutan selalu menjadi pemicu utama inflasi setiap Ramadan, Lebaran, dan libur panjang akhir tahun.

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kenaikan tarif angkutan udara atau pesawat menjadi penyumbang tertinggi inflasi pada Desember 2018 diikuti komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras.

"Secara umum, inflasi Desember 0,62 persen ini dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan udara, harga telur ayam ras dan daging ayam ras. Sementara penghambat inflasinya karena harganya turun adalah harga cabai," kata Kepala BPS, Suhariyanto di Jakarta, Rabu (2/1).

Tingkat inflasi pada Desember 2018 sebesar 0,62 persen, lebih rendah dibandingkan Desember 2017 0,71 persen. Tarif angkutan udara memberikan andil atau sumbangan inflasi 0,19 persen. Sedangkan telur ayam ras dan daging ayam ras masing-masing menyumbang inflasi 0,09 persen dan 0,07 persen.

Komoditas lain yang mengalami inflasi, yaitu bawang merah, beras, tarif kereta api, ikan segar, ikan diawetkan, bayam, tomat sayur, wortel, jeruk, cabai rawit, air kemasan, rokok kretek filter, dan tarif angkutan antar kota. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain cabai merah dan bawang putih.

Menurut pria yang akrab dipanggil Kecuk itu, kenaikan tarif angkutan udara memang sudah diduga dan selalu terjadi kenaikan jelang akhir tahun, mengingat ada momen Natal dan Tahun Baru, seperti yang terjadi terjadi pada saat Ramadan dan Lebaran.

"Jadi memang kalau Ramadan, Lebaran, dan akhir tahun, selalu terjadi kenaikan tarif angkutan udara, terutama untuk daerah Indonesia bagian timur yang harga tiketnya melambung. Kedua, tarif kereta api juga naik, tapi kenaikannya landai, tidak setajam tarif angkutan udara," ujar Kecuk.

Dari 82 kota, 80 kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 2,09 persen dan terendah terjadi di Banda Aceh sebesar 0,02 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 0,15 persen dan terendah terjadi di Kendari sebesar 0,09 persen.

Tren Rendah

Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2018 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2018 terhadap Desember 2017) masing-masing sebesar 3,13 persen.

Sementara itu, secara keseluruhan, inflasi pada 2018 tercatat sebesar 3,13 persen, lebih rendah dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 3,61 persen. Dengan capaian itu, tren tingkat inflasi sejak 2015 relatif rendah di mana laju inflasi dapat ditekan di bawah 3,5 persen.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, optimistis inflasi 2019 akan lebih rendah ketimbang 2018. Sebab, dalam beberapa tahun terakhir, inflasi dapat terkendali. "Inflasi kita tidak mengkhawatirkan lagi. Walau di sana-sini ada kenaikan harga komoditas tertentu," ujar Darmin di Jakarta, kemarin.

Dia menambahkan, pada awal 2018, inflasi dipengaruhi lonjakan harga beras, sedangkan memasuki 2019, kenaikan tarif angkutan dan harga telur ayam bakal menggerakkan inflasi. mad/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top