Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja BEI

Target Rata-rata Nilai Transaksi Harus Realistis

Foto : Koran Jakarta/Wahyu AP

BEI Tetap Optimistis - Direktur Utama BEI Inarno Djayadi memberikan usai rapat umum pemegang saham PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (25/10). BEI berkeyakinan tahun depan transaksi harian di pasar modal akan lebih baik dari tahun ini. BEI menargetkan rata-rata transaksi harian tahun depan bisa mencapai 9 triliun rupiah.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pengamat pasar modal, Satrio Utomo, mengatakan target Bursa Efek Indonesia (BEI) meningkatkan rata-rata nilai transaksi harian saham (RNTH) 2019 mencapai 9 triliun rupiah bakal sulit tercapai.


"Jadi, kalau 9 triliun rupiah itu susah. Apalagi, tahun pemilu di 2019, sehingga sedikit banyak akan gaduh.

Kecuali jika pemerintah bisa memulihkan kepercayaan fund manager. Kalau sektor konstruksi bangkit maka market bisa lebih ramai," ujar dia di Jakarta, Kamis (25/10).


Data BEI membukukan rata-rata nilai transaksi harian per 25 Oktober 2018 mencapai 8,35 triliun rupiah.

Volume perdagangan saham sebanyak 10,37 miliar saham. Dengan frekuensi perdagangan 384.674 kali. Kapitalisasi pasar tercatat 6.507 triliun rupiah.


Menurut Satrio, realistisnya nilai transakai harian tahun depan sekitar 8 triliun rupiah. "Realistis saja. Hal ini sesuai dengan pertumbuhan rata-rata nilai transaksi harian pada beberapa tahun terakhir," jelasnya.


Sebelumnya, Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, mengatakan target nilai transaksi 9 triliun rupiah didasarkan pada asumsi stabilitas ekonomi Indonesia di atas 5 persen.

Kemudian adanya proyeksi peningkatan jumlah partisipasi dan aktivitas transaksi investor di tahun depan. Sampai dengan meningkatnya jumlah Perusahaan Tercatat di BEI dari jumlahnya saat ini yang telah mencapai lebih dari 600 Perusahaan Tercatat.


Selain itu, target RNTH ini juga didasari dari beberapa hal yakni rencana implementasi percepatan siklus penyelesaian transaksi yang semula 3 hari menjadi 2 hari pada kuartal keempat 2018, adanya layanan pendanaan efek oleh PT Pendanaan Efek Indonesia, serta implementasi program OJK -SRO dalam hal Simplikasi Pembukaan Rekening Efek.

"Pengembangan variasi layanan dan peluncuran produk baru untuk menunjang pencapaian target BEI akan menjadi fokus rencana kerja BEI di tahun 2019," jelas Inarno.


Adapun pengembangan produk yang akan dilakukan adalah pengembangan produk derivatif berbasis Surat Utang Negara (SUN), serta pengembangan produk derivatif untuk pasar ekuitas meliputi pengembangan structured warrants, pengembangan single stock futures, pengembangan indeks futures.

BEI juga berencana meluncurkan berbagai variasi indeks acuan baru, yang diharapkan dapat menjadi acuan pengembangan produk investasi oleh pelaku Pasar Modal Indonesia. yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top