Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Rakyat I Semprot Rumah saat Pagi dan Sore

Tangani DBD, Dinkes Fokus ke Pencegahan

Foto : ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Selatan

Warga Kelurahan Selong, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mengecek jentik nyamuk di genangan air, Jumat (9/12/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sejumlah wilayah saat ini tengah disibukkan untuk mengatasi penyakit demam berdarah dengue (DBD). Hal ini tak terkecuali DKI Jakarta. Dinas Kesehatan DKI Jakarta sendiri menyebutkan saat ini juga tengah fokus menangani kasus DBD.

"Untuk mengatasi tersebut, Dinkes membagi ke dalam tiga langkah pencegahanDBD Ibu Kota: pencegahan penyakit, pencegahan keparahan,dan pencegahan kematian," ujar Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Jakarta, Ngabila Salama, Rabu (5/7).

Upaya cegah sakit dengan menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat. Hal ini utamanya menjaga kebersihan lingkungan seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus (menguras, menutup, dan mendaur ulang. Sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan, dia juga mengarahkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik(G1R1J).

Selain itu, pencegahan sakit juga bisa dengan menyemprot rumah memakai pembasmi nyamuk setiap pagi dan sore hari. Sebab, pagi dan sore adalah waktu nyamuk aedes aegypti aktif. Bisa juga dengan memelihara ikan dan tanaman yang dibenci nyamuk seperti serai dan lavender.

Terkait upaya mencegah keparahan penyakit DBD, masyarakat diimbau untuk memeriksakan diri jika mengalami sakit. Tujuannya, agar dilakukan pemeriksaan darah lengkap atau pemeriksaan cepat DBD NS1 untuk mendiagnosis DBD secara cepat.

"Dengan deteksi dini dan penanganan segera, pasien tidak akan dehidrasi. Ini akan mencegah terjadinya kematian," ujar Ngabila.

Lebih jauh, Ngabila menyebutkan surveilans aktif berbasis masyarakat mulai dari RT, RW, kader kesehatan, dan jumantik perlu digalakkan. Lalu, sistem rujukan dari puskesmas atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) ke rumah sakit (RS) juga perlu ditingkatkan.

"Terpenting juga laporan dari RS untuk kasus DBD haraus disampaikan segera agar puskesmas dapat melakukan penyelidikan secepatnya dan melakukan penyemprotan atau fogging," tutur Ngabila. Jumlah kasus DBD di Provinsi DKI Jakarta Juni ini sebanyak 162 kasus.

Jumlah tersebut menurun dibanding awal tahun, Januari sebanyak 525 kasus, Februari (434), Maret (494), April (499), dan Mei (444). Untuk tahun lalu sebanyak 8.138 kasus. Selama tahun ini, Jakarta Timur menjadi wilayah dengan jumlah kasus terbanyak, 640 DBD.

Kemudian, disusul Jakarta Barat (625), Jakarta Selatan (540), Jakarta Utara (521), Jakarta Pusat (232), dan Kepulauan Seribu satu kasus. "Bulan Mei-Juni ini kasusnya menurun dari Januari-Februari," tambah Ngabila. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menandaskan, tahun lalu dibanding tahu ini, terjadi penurunan.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top