Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ideologi Negara - RI Diminta Bantu Mediasi Konflik di Afganistan

Tanamkan Nilai-nilai Pancasila Melalui Sentuhan Seni

Foto : Koran Jakarta / Eko Sugiarto Putro

Kongres Pancasila - Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana didampingi Rektor UGM, Panut Mulyono (baris belakang ketiga dari kiri) dan Mensesneg, Pratikno (baris belakang ketiga dari kanan) bersama delegasi mahasiswa dari seluruh Indonesia, seusai menjadi pembicara kunci dalam Kongres Pancasila IX, di Kampus UGM, Yogyakarta, Sabtu (22/7).

A   A   A   Pengaturan Font

Supaya Pancasila makin dihayati masyarakat, penanaman nilai-nilainya harus inovatif dan kreatif. Penanaman nilai-nilai Pancasila perlu dilakukan melalui sentuhan seni.

YOGYAKARTA - Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila, Yudi Latif, mengatakan penanaman nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat saat ini perlu dilakukan dengan memanfaatkan instrumen seni. Melalui musik, film, atau tarian bisa dimanfaatkan sebagai sarana yang efektif untuk melekatkan nilai-nilai Pancasila dalam jiwa bangsa.

"Kalau dulu-dulu kan seolah-olah penanaman Pancasila dilakukan dengan cara memaksa, penetrasinya tidak canggih. Sekarang perlu memanfaatkan seni," kata Yudi dalam Kongres Pancasila IX, di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu (22/7).

Menurut Yudi, sekarang bagaimana agar Pancasila bisa menyusup ke pori-pori melalui instrumen yang memiliki soft power dan instrumen paling canggih adalah melalui seni mau itu musik, film, atau tarian. Konsep pendekatan melalui instrumen seni, tidak jauh berbeda dengan cara-cara yang digunakan untuk menyebarkan agama pada masa lalu.

"Kalau kita tahu penyebaran berbagai agama di Indonesia itu dia masuk melalui perangkat gamelan, kidung, serta macapat," kata dia.

Lebih Inovatif

Dalam konteks saat ini, lanjut Yudi, penanaman Pancasila harus lebih inovatif dan kreatif. Misalnya, dengan menggandeng generasi muda membuat animasi atau simbol-simbol yang seluruhnya merujuk pada Pancasila.

"Kita perlu imajinasi-imajinasi anak muda, bikin animasi atau simbol yang merujuk pada angka lima. Sehingga apa pun yang lima akan diasosiasikan dengan Pancasila. Cara ini kelihatannya sepele, tetapi powerfull," kata Yudi.

Yudi menyayangkan pendekatan penanaman nilai-nilai Pancasila semacam itu belum pernah dibangun. Penanaman Pancasila yang dilakukan pemerintah sejak dahulu lebih bersifat top down, cenderung memaksa, dan tanpa sentuhan estetika. Padahal konsep ideologi Pancasila sangat tepat untuk Indonesia yang bukan hanya multi etnis, agama, namun juga multi ras.

Hingga saat ini masih ada pihak-pihak yang khawatir Pancasila akan menggantikan atau merusak agama, sementara Pancasila dan agama tidak setara dan tidak bisa diperbandingkan. Yudi mengilustrasikan agama seperti tower-tower yang menjulang vertikal, sedangkan Pancasila adalah jembatan yang menghubungkan agar penghuni tower-tower itu bisa saling berkomunikasi. "Makanya kita sering mengatakan jangan mem-Pancasila-kan agama dan jangan meng-agama-kan Pancasila," kata Yudi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan keberhasilan Pancasila dalam memandu bangsa Indonesia mengelola kemajemukan yang beragam dengan lebih dari 17 ribu pulau, 714 suku, dan 1.100 bahasa daerah, musti menjadi rujukan dunia.

Presiden Jokowi menceritakan pengalamannya bertemu dengan Presiden Afganistan, Mohammad Ashraf Ghani, yang mengakui negaranya dengan 44 faksi sampai saat ini masih mengalami konflik. Presiden Afganistan tersebut mengharapkan bantuan dari pemerintah Indonesia untuk menjembatani dan memediasi konflik antarkelompok di masyarakat dengan mengirim menteri dan ulama untuk menceritakan pengalaman Indonesia serta mengundang faksi-faksi tersebut datang ke Indonesia.

"Indonesia merupakan rujukan internasional yang mampu menjadi negara rukun di tengah kemajemukan. Kita harus berani bersuara lantang mengatakan Saya Indonesia, Saya Pancasila," kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menjadi presiden pertama yang datang langsung pada Kongres Pancasila yang telah berlangsung untuk tahun ke-9 pada tahun ini. Tahun depan, kongres masih akan berlangsung di UGM dan tahun 2020 direncanakan akan diadakan di luar Jawa.

"Tahun depan masih di sini karena memang bukan hal mudah menyelanggarakan event semacam ini, terutama terkait pendanaan, maka UGM sementara yang akan mengusahakan," kata Wakil Rektor Bidang Kerjasama Paripurna Sugada. YK/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top