Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tak Hanya Covid-19, Kementerian Kesehatan Tetap Sarankan Penggunaan Masker untuk Cegah Penyakit Misterius Ini jadi Wabah di Indonesia

Foto : Istimewa

Ilustrasi penggunaan masker di tempat umum

A   A   A   Pengaturan Font

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mochammad Syahril tetap mengimbau masyarakat untuk selalu waspada meskipun Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melonggarkan aturan penggunaan masker sebagai protokol kesehatan mencegah Covid-19 di Indonesia.

"Kita harus memahami secara bersama bahwa disiplin menjaga kesehatan, salah satunya protokol kesehatan.Alhamdulillah juga belajar dari kasus Covid-19, kita mempunyai kesadaran tinggi karena tahu persis sebagian penularan dengan saluran cerna dan napas," terang Syahril dalam konferensi pers pada Selasa (17/5).

Syahril menuturkan hal ini berkaitan dengan kemungkinan penyebaran adenovirus penyebab penyakit hepatitis akut yang juga menyebar lewat saluran pernapasan. Menurut Syahril pencegahan perlu dilakukan mengingat banyak aspek dari kasus hepatitis akut.

"Walaupun sudah diumumkan oleh Presiden dengan pelonggaran itu, maka tetap akan ada kewajiban-kewajiban yang harus kita pahami dan waspadai. Apalagi ada juga hepatitis akut, tapi semuanya masih belum diketahui dengan pasti, maka pelanggaran itu harus tetap diikuti dengan kewajiban-kewajiban," ujar Syahril.

Lebih lanjut Syahril menegaskan masyarakat yang berada di kerumunan tetap diwajibkan memakai masker, khususnya ketika berada di transportasi umum maupun fasilitas umum lainnya.

"Contohnya, kalau kita di dalam ruangan tertutup ya pakai masker. Kalau di luar pun, terutama saat berada di kerumunan dan banyak orang, kita tetap harus pakai masker, begitu juga di transportasi umum tetap pakai masker."

Hingga Rabu (18/5), terdapat 14 kasus hepatitis akut misterius di seluruh Indonesia, di mana 13 di antarananya masih berstatus pending sementara satu lainnya berstatus probable.

"Per tanggal 17 Mei kemarin jadi kita ada 14 kasus. Ada pengurangan kasus di probable, ternyata setelah dilakukan pemeriksaan, sepsis bakteri sehingga dia dikeluarkan," kata Syahril.

Walaupun demikian, Syahril menegaskan sejauh ini belum ada kasus yang secara resmi telah terkonfirmasi. Dirinya menuturkan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia masih menunggu keputusan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top