Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ujian Nasional

Tak Ada Kebocoran Soal UNBK di Jabar

Foto : ANTARA/RAISAN AL-FARISI

SISWA DIFABEL | Siswa difabel mengerjakan soal Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNBKP), di SLB Negeri A Wyata Guna, Bandung, Jawa Barat, Senin (9/4). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat sebanyak 1.812.565 siswa sudah mengikuti UNBK di 18.353 sekolah, sementara 171.003 siswa masih mengikuti UNBKP di 2.790 sekolah.

A   A   A   Pengaturan Font

BANDUNG - Tidak ada kebocoran soal yang terjadi selama pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2018 di Jawa Barat (Jabar). Sistem yang dipakai sangat sulit, bahkan nyaris tidak mungkin bocor. Sistem dari pusat dan di tingkat sekolah seluruhnya terhubung sehingga jika ada kejanggalan dapat langsung terdeteksi.

"Dinas Pendidikan Jabar sudah membuat gerakan penguatan pendidikan karakter dengan sasaran secara intelektual yang meliputi akademik, kecedasan, penguasaan ilmu serta teknologi dan sasaran moral, etika dan akhlak," kata Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Ahmad Hadadi, di Bandung, Senin (9/4).

Menurut Ahmad, secara moral diperkuat untuk tidak menyontek dan mencari bocoran soal. Tapi proses pengambilan soal dari pusat hingga ke setiap sekolah melalui skema yang sulit diambil oleh orang lain selain petugasnya, pada saat ujian soalnya juga berbeda karena ada kode tertentu.

Pada Senin (9/4) sebanyak 1.530 sekolah di Jabar melaksanakan UNBK untuk jenjang SMA, Madrasah Aliyah, dan siswa kejar paket C. Tahun ini peserta UNBK tingkat SMA yang tercatat ada 213.078 siswa, untuk MA berjumlah67.339 peserta dan untuk Paket C sebanyak 43.081 peserta.

Dinas Pendidikan Jabar telah menyiapkan sekitar 260.956 unit komputer dengan didukung 8.816 server. Pelaksanaan UNBK dilakukan dalam tiga sesi. "Berdasarkan pantauan hari pertama semua berjalan lancar," tuturnya.

Difasilitasi

Kepala Dinas Dikbud Jateng, Gatot Bambang Hastowo menegaskan dua siswa yang dikeluarkan dari SMAN 1 Semarang tidak dititipkan di sekolah lain untuk ujian. "Yang jelas, dua anak itu sudah kami fasilitasi. Waktu dikembalikan kepada orang tuanya, saya selaku kepala dinas bertanggung jawab," katanya.

SMAN 1 Semarang mengeluarkan dua siswa, yakni AN dan AF yang duduk di kelas XII karena dugaan kekerasan terhadap juniornya saat kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK) OSIS.

Gatot menegaskan tanggung jawabnya untuk memfasilitasi kedua anak itu agar tetap bisa ikut ujian dengan memindahkannya ke sekolah lain, yakni SMAN 2 untuk AN dan SMAN 6 Semarang untuk AF.

Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko menjamin seluruh peserta didik mendapatkan haknya untuk mengikuti ujian, baik UNBK maupun berbasis kertas dan pensil.tgh/SM/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top