Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Moneter - BI Pertahankan Bunga Acuan di Level 6 Persen

Tahun Depan Bunga The Fed Naik Lagi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, akhirnya memenuhi target untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali pada tahun 2018. Kini, bunga acuan Fed Fund Rate berada di kisaran 2,25-2,5 persen setelah The Fed menaikkannya sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (19/12).

Kebijakan moneter ketat The Fed itu tidak berhenti di situ sebab tahun depan sudah dirancang untuk kembali menaikkan bunga acuan lebih dua kali, sesuai dengan kondisi perekonomian AS. Ini terlihat dari proyeksi suku bunga jangka panjang Federal Open Market Committee (FOMC) yang turun dari 3 persen di September menjadi 2,8 persen.

Hanya saja, The Fed mengatakan peningkatan suku bunga di masa depan bisa terjadi lebih lambat sebagai antisipasi kekhawatiran tentang pertumbuhan global. Keputusan The Fed tersebut mengabaikan peringatan Presiden Donald Trump sebelumnya agar bank sentral tidak kembali melakukan kecerobohan dan lebih melihat keadaan pasar.

Trump juga mendesak The Fed agar tidak menunda program stimulus bernilai miliaran dollar AS pascakrisis ekonomi. Namun, Kepala The Fed, Jerome Powell, menegaskan segala kebijakan yang dijalankan bebas dari segala intervensi pihak luar.

"Tekanan politik tidak memiliki andil dalam pembahasan atau keputusan. The Fed tidak memiliki rencana untuk mengubah pengurangan berkelanjutan dari portofolio Treasuries dan sekuritas berbasis mortgage," kata dia. Keputusan yang diumumkan pada Rabu kemarin merupakan kenaikan suku bunga acuan AS yang kesembilan sejak 2015, dan keempat dalam tahun ini.

Powell mengatakan kekuatan ekonomi AS yang diperkirakan akan tumbuh sekitar 3 persen tahun ini dapat berjalan dengan kenaikan suku bunga meskipun dinamika terbaru telah melemahkan perkiraan itu. "Kami pikir langkah ini sesuai untuk ekonomi yang sangat sehat. Kebijakan sekarang tidak harus bersifat akomodatif," kata Powell.

The Fed lewat pernyataan resmi mengatakan kenaikan ke suku bunga acuan akan membantu mempertahankan ekspansi ekonomi AS, menjaga tingkat pengangguran yang rendah dan inflasi mendekati 2 persen. Sebagai reaksi atas pengumuman itu, pasar saham melemah. Indeks Dow dan S & P 500 ditutup sekitar 1,5 persen lebih rendah, sementara Nasdaq turun dari 2 persen.

Sementara di Asia, pada awal perdagangan Kamis, Jepang Nikkei yang menjadi patokan 225 turun 2,5 persen, mengikuti jejak Wall Street. Indeks Hang Seng di Hong Kong dan indeks KOSPI Korea Selatan, keduanya turun lebih dari 1 persen, sementara S & P / ASX 200 Australia turun 0,85 persen pada perdagangan sore.

BI Rate Tetap

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) justru mempertahankan suku bunga acuan "BI 7-Day Reverse Repo Rate" sebesar 6 persen untuk mempertahankan daya tarik instrumen keuangan domestik dan menurunkan defisit transaksi berjalan.

"Besaran suku bunga ini juga untuk mempertahankan daya tarik aset keuangan domestic, termasuk pergerakan suku bunga global dalam beberapa bulan ke depan," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, di Jakarta, Kamis (20/12). Bank Sentral memandang terjadinya perubahan kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Federal Reserve pada 2019, setelah sinyalemen yang dikemukakan Gubernur The Fed Jerome Powell pada rapat Komite The Fed pada 19 Desember 2018 waktu setempat.

Kenaikan suku bunga The Fed diperkirakan BI terjadi dua kali dari sebelumnya tiga kali pada tahun depan. "Ekonomi AS yang kuat tahun ini diperkirakan akan mengalami konolidasi di 2019. Hal itu menurunkan kecepatan kenaikan suku bunga 'Fed Fund Rate' tahun depan," kata Perry.

Ant/BBC/SB/ahm/AR-2

Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top