Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Efisiensi Biaya Angkutan

Surabaya Akan Dijadikan Pusat Logistik KTI

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Untuk menekan tingginya biaya logistik di Tanah Air, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengkaji untuk menjadikan Surabaya sebagai pusat logistik ke Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan dengan dijadikannya Surabaya menjadi pusat logistik diharapkan dapat membuat tarif rendah bagi angkutan laut logistik. Hal tersebut dilakukan agar harga barang-barang pokok bisa tetap terjangkau oleh masyarakat Indonesia.

"Jawa Timur ini menjadi hak bagian Timur Indonesia, karena hampir bisa dipastikan kota-kota di seluruh Indonesia bagian timur bahkan sampai bagian tengah seperti Kalimantan itu barang logistiknya dari Surabaya. Oleh karenanya kita liat pola pelabuhannya seperti apa, kapalnya juga seperti apa dan bagaimana agar lebih efisen," kata Budi di Jakarta, Senin (22/10).

Ia menambahkan diharapkan sebisa mungkin angkutan laut logistik mempunyai cost yang rendah. Jadi apabila ada pelabuhan yang harganya mahal maka dipindahkan ke pelabuhan dengan cost yang rendah.

Budi juga menerangkan bahwa tarif rendah untuk angkutan laut logistik ini juga guna mendukung kebijakan over dimensi dan over load (ODOL) yang dikeluarkan oleh Ditjen Perhubungan Darat. Harapannya dengan tarif rendah ini bisa mengurangi truk over dimensi dan overload.

"Apalagi kita akan menertibkan ODOL, nah dengan itu akan ketemulah keseimbangan bahwa Roro itu akan menjadi baik. Data yang diterima ada sekitar 2000 kontainer setiap hari itu bisa kita pindahkan, kalau itu dipindahkan efektif sekali," katanya.

Budi menjelaskan jika ke Jakarta kapal Roro itu diaktifkan kembali, maka bisa kompetitif tadi ada beberapa saran terkait hal tersebut. Tentunya kita akan lihat struktur cost yang ada di Jakarta dan Surabaya, pelabuhannya dan tax yang dikenakan. Pasalnya sekarang ini dikenakan PPN 10 persen. Untuk ini dirinya meminta INSA dan Kadis Perhubungan Jawa Timur untuk mencari tahu struktur cost tersebut.

Perlu Insentif

Sementara itu, Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto juga mendukung langkah Kemenhub terkait dengan optimalisasi kapal ro-ro untuk menekan biaya logistik. Namun, dia menilai perlu ada insentif bagi kapal ro-ro agar bisa dioperasikan secara optimal.

"Perlu ada beberapa insentif dari pemerintah bagi angkutan ro-ro ini yang melayani pelayaran jarak pendek. Hal itu untuk mendorong minat pemilik barang untuk gunakan kapal dibandingkan dengan angkutan truk," katanya.

Carmelita juga mengatakan pelayanan di pelabuhan yang terkait juga harus baik dan efisien terhadap angkutan ro-ro. Artinya, pelabuhan harus efisien baik dari segi biaya ataupun waktu bagi kapal. Bahkan bila perlu, pelabuhan bisa memberikan perlakuan khusus bagi angkutan feri agar penggunaan bisa meningkat.

Baca Juga :
Peluncuran Produk

mza/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top